Wednesday 22 August 2012

Bab: 1 - Tentang Melihat Allah Jalla Jalaluh

( 84 ) Diriwayatkan dari Masruq: Saya pernah duduk bersandar di rumah 'A'isyah, lalu dia ('A'isyah) berkata, "Wahai Abu 'A'isyah34, ada tiga perkara, barang siapa berkata dengan salah satu darinya, berarti dia telah berdusta besar terhadap Allah." Saya bertanya, "Apa tiga perkara itu?" 'A'isyah menjawab, "Mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, berarti dia telah melakukan kebohongan yang besar." Masruq berkata, "Waktu itu saya sedang bersandar, lalu saya duduk dan berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Tunggu, jangan tergesa-tesa, bukankah Allah SWT. berfirman, Dan sesungguhnya Muhammad itu telah milihat Jibril di ufuk yang terang35 dan firman-Nya, Dan sesungguhnya Muhammad itu telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain36?"' 'A'isyah r.a. menjawab, "Aku adalah orang pertama dari umat ini yang bertanya tentang hal itu kepada Rasulullah SAW." Lalu beliau menjawab, "Dia itu adalah Jibril .a.s. yang belum pernah aku melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali hanya dua kali itu aku melihatnya turun dari langit. Bentuk kejadian aslinya yang agung itu menutupi ruangan antara langit dan bumi." Kemudian 'A;isyah r.a. berkata, "Apakah engkau tidak pernah mendengar Allah SWT. berfirman, Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui37. Apakah engkau (juga) tidak mendengar Allah SWT. berfirman, Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana38." 'A'isyah r.a. berkata, "Barang siapa mengatakan bahwa Rasulullah SAW. menyembunyikan sesuatu dari Kitabullah, berarti dia telah berdusta besar. Allah berfirman, Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya39." 'A'isyah berkata, "Barang siapa mengatakan bahwa beliau mengungkapkan berita yang terjadi besok, berarti dia telah berdusta besar. Allah berfirman, Katakanlah, 'Tiada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah'40. Dawud41 menambahkan bahwa 'A;isyah r.a. berkata, "Andaikan Muhammad SAW. menyembunyikan sesuatu yang telah diturunkan kepadanya. dia pasti menyembunyikan ayat ini, Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya (Zaid), 'Tahanlah (jangan menceraikan) isterimu (Zainab binti Jahsy) dan bertakwalah kepada Allah,' padahal kamu menyembunyikan sesuatu dalam dirimu itu yang Allah akan menampakkannya, dan kamu takut kepada manusia, padahal Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti42." (1: 110 - S.M.)
___________
(34) Gelar Masruq, dia seorang tabiin mulia, diberi nama Masruq karena waktu kecilnya hilang dicuri orang, kemudian didapatkan kembali. Dia wafat pada 63 H.
(35) QS Al-Takwir (81): 23.
(36) QS Al-Najm (53): 13.
(37) QS Al-An'am (6): 103.
(38) QS Al-Syura 942): 51.
(39) QS Al-Ma'idah (5): 67.
(40) QS Al-Naml (27): 65.
(41) Dawud bin Abi Hind adalah perawi hadis yang menerimanya dari Sya'bi. Akan tetapi, sebenarnya yang menambahkannya ini adalah 'Abd Al-Wahhab bin 'Abd Al-Majid Al-Tsaqafi Al-Bashri.
(42) QS Al-Ahzab (33): 37.