Sunday 13 January 2013

Bab: 1 - Dilarang Berbicara dalam Shalat

( 333 ) Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Hakam r.a." Sewaktu saya mengerjakan shalat bersama Rasulullah SAW., tiba-tiba ada seorang laki-laki bersin. Saya pun mengucapkan, "Yarhamukallah - semoga Allah merahmati mu", lalu orang-orang memelototi saya, saya berkata, "Celakalah saya, mengapa kalian memandangi saya seperti itu?" Lalu mereka memukulkan tangan ke pahanya dan menyuruh saya diam. Setelah Rasulullah SAW. selesai shalat, demi ayah dan ibu, saya belum pernah melihat seorang pengajar, sebelum dan sesudahnya, yang lebih baik dalam memberikan pengajaran daripada baliau. Demi Allah, beliau tidak memandang saya dengan muka masam, tidak memaki saya, dan tidak memukul saya, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya, shalat ini tidak patut dicampur dengan pembicaraan manusia. Shalat itu adalah tasbih, takbir, dan pembacaan Al-Quran." Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya, saya ini baru masuk Islam, dan Allah telah mendatangkan Islam, sedangkan di antara kami ada yang pergi mendatangi dukun tenung." Beliau menjawab, "Janganlah kamu mendatanginya!" Saya mengatakan, "Di antara kami ada yang meramal nasib dengan burung." Beliau bersabda, "Itu hanya terkaan hati mereka kerana itu janganlah diperhambat oleh dugaan itu." Saya berkata, "Di antara kami ada yang meramal nasib dengan garis." Beliau bersabda, "Di antara nabi ada yang berbuat demikian maka orang yang bertepatan dengan garis nabi itu. tepatlah dia." Mu'awiyah berkata, "Saya mempunyai hamba sahaya perempuan yang bertugas menggembalakan kambing saya ke Bukit Uhud dan Jawwaniyah. pada suatu hari saya pergi menegoknya, kebetulan waktu itu seekor serigala menerkam kambing saya dan membawanya lari. Saya hanyalah manusia biasa, terkadang marah sebagaimana orang lain marah, lalu saya pun menampar hamba sahaya perempuan saya itu sekali. Setelah itu saya pergi menghadap Rasulullah SAW., saya sangat menyesali perbuatan saya tersebut. Saya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah saya harus memerdekakan dia?' Beliau menjawab, 'Bawalah dia kemari.' Setelah saya membawanya, beliau bertanya kepadanya, 'Di manakah Allah?' Dia menjawab, 'Di langit.' Beliau bertanya lagi, 'Siapakah aku?' Dia menjawab, 'Engkau adalah utusan Allah.' Lalu beliau bersabda kepada saya, 'Merdekakanlah dia, dia seorang yang beriman."' (2: 70 - 71 - S.M.)