Thursday 3 October 2013

Bab: 2 - Haramnya Minuman Khamar

( 1263 ) Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah (semoga Allah memuliakan wajahnya): Aku mendapatkan bagian satu ekor unta muda dari harta rampasan Perang Badar, dan Rasulullah SAW. juga memberiku satu ekor unta muda lagi kepadaku dari bagian seperlimanya pada hari itu juga. Ketika aku hendak menikah dengan Fathimah, puteri Rasulullah SAW., aku mengikat janji dengan seorang laki-laki pandai emas dari Yahudi Bani Qainuqa' untuk pergi bersama mengambil rumput idzkhir untuk dijual kepada pandai-pandai emas (untuk bahan bakar). Kemudian aku minta bantuan kepadanya dalam rangka pesta perkahwinanku. Ketika aku bolak-balik menghimpun barang-barang dari sela, karungan, dan tali-tali ikatan untuk kedua untaku yang sedang kutambatkan di dekat rumah seorang laki-laki Anshar, tiba-tiba terlihatlah olehku kedua untaku telah terpotong-potong punuknya dan dirobek-robek lambungnya, hatinya pun telah tiada. Melihat kejadian seperti itu, aku tidak tahan memandangnya. Lalu aku bertanya, "Siapakah yang melakukan ini?" Jawab orang-orang, "Hamzah bin 'Abd Al-Muththalib, dia sedang berada di dalam rumah ini bersama beberapa orang Anshar yang sedang bermabuk-mabukan disertai seorang biduanita yang bernyanyi bersama kawan-kawan Hamzah. Dalam nyanyiannya, antara lain, 'Ingatlah wahai Hamzah, akan unta-unta yang gemuk-gemuk.' Lalu Hamzah berdiri membawa pedangnya, kemudian memotong-motong punuk kedua unta itu dan merobek-robek lambungnya serta mengambil hatinya." Lalu aku pergi menghadap Rasulullah SAW., waktu itu beliau sedang bersama Zaid bin Haritsah. Kiranya Rasulullah SAW. telah mengetahui hal yang menimpaku dari raut wajahku itu, beliau bertanya, "Apa yang terjadi denganmu?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, demi Allah, saya belum pernah melihat peristiwa sehebat seperti yang telah menimpaku pada hari ini, yaitu Hamzah berbuat sengaja terhadap kedua untaku, memotong-motong punuknya dan merobek-robek lambungnya, sedangkan dia saat ini sedang berada di dalam sebuah rumah bersama orang-orang yang sedang bermabuk-mabukan." Rasulullah SAW. meminta selendang beliau, kemudian memakainya. Setelah itu, beliau pergi, sedangkan aku bersama Zaid bin Haritsah mengikuti di belakangnya. Sesampainya di dekat pintu rumah yang di dalamnya ada Hamzah, beliau minta izin untuk memasukinya dan mereka pun mengizinkannya. Ternyata, mereka sedang mabuk-mabukan sehingga Rasulullah SAW. mencela Hamzah kerana melakukan hal seperti itu. Mendengar celaan itu, Hamzah naik pitam dan kedua matanya merah sekali. Hamzah memusatkan pandangannya kepada Rasulullah SAW. dari bawah ke atas, memandang lutut beliau, terus semakin ke atas, ke pusat beliau, terus semakin ke atas sampai ke wajah beliau, lalu Hamzah berkata, "Bukankah kalian hanya hamba-hamba ayahku?" Lalu Rasulullah SAW. mengerti bahawa dia sedang mabuk. Kemudian Rasulullah SAW mundur perlahan-lahan, terus keluar, dan kami pun keluar pula. (6: 86 - 87 - S.M.)