Wednesday 8 October 2014

Bab: Nabi SAW. dan Susu yang Diberkati

( 1535 ) Diriwayatkan dari Miqsad r.a.: Aku bersama dua orang kawanku pernah kembali dari suatu perjalanan. Begitu beratnya perjalanan sehingga pendengaran dan penglihatan kami terasa hilang. Kemudian kami mendatangi beberapa sahabat Rasulullah SAW.,  tetapi tak seorang pun dari mereka yang mau menerima kami. Akhirnya, kami menghadap Nabi SAW., lalu beliau membawa kami mendatangi keluarga beliau. Di sana, terdapat tiga ekor kambing. Kemudian Nabi SAW. bersabda, "Perahlah susu ini untuk minum kita." Lalu kami memerahnya. Setelah itu, masing-masing dari kami meminum bagiannya, sedangkan bagian untuk Rasulullah SAW. kami berikan kepada beliau. Pada malam hari itu, beliau datang, kemudian memberi salam perlahan-lahan dengan suara rendah tidak membangunkan orang tidur, hanya cukup didengar orang yang jaga saja. Setelah itu, beliau menuju masjid mengerjakan shalat. Setelah shalat, beliau meminum susu bagiannya tersebut. Kemudian pada suatu malam, syaitan datang menggodaku, ketika itu aku sudah meminum susu bagianku. Lalu syaitan itu berkata, "Muhammad sedang mendatangi orang-orang Anshar, dan dia sedang dijamu mereka dan makan di sana. Oleh kerana itu, dia tidak memerlukan lagi minuman (susu) ini!" Lalu ku datangi minuman beliau itu, kemudian aku meminumnya. Setelah minuman itu masuk ke dalam perut ku, dan aku yakin bahawa tak dapat dikembalikan ketempatnya, syaitan kembali membuat ku menyesal, dia berkata, "Celakalah perbuatan mu itu, mengapa kamu minum minuman Muhammad? Bukankah setelah Muhammad datang, kemudian mahu meminumnya, dia tidak mendapatkannya, lalu dia akan melaknat mu sehingga kamu nanti bisa celaka? Maka dunia dan akhirat mu nanti akan musnah." Saat itu aku sedang memakai selimut (pendek), apabila ku selimutkan sampai pada kedua kaki, keluarlah kepala ku. Sebaliknya, apabila ku selimutkan sampai kepada kepala ku, keluarlah kedua kaki ku. Malam itu aku tidak bisa tidur, sedangkan kedua kawan ku tidur nyenyak dan mereka tidak berbuat seperti yang ku lakukan. Kemudian Nabi SAW. datang memberi salam sebagaimana biasanya, lalu beliau menuju masjid mengerjakan shalat. Setelah mengerjakan shalat, beliau mendatangi minumannya. Setelah dibukanya, ternyata minuman beliau tidak ada sama sekali, lalu beliau menengadahkan  kepala ke langit. Kata ku, "Beliau  pasti akan mendoakan laknat atas ku, niscaya aku bisa celaka." Akan tetapi, ternyata beliau mengucapkan, "Wahai Allah, berilah makan orang yang memberi ku makan, dan berilah minum orang yang memberi ku minum." Kemudian, ku ambil selimut ku itu lalu ku pakainya erat-erat. Setelah itu, aku mengambil sebilah pisau besar sambil pergi mendatangi kambing-kambing dan mencarinya yang gemuk untuk disembelih buat Rasulullah SAW. ternyata, kambing yang paling gemuk itu kambing perahan yang paling produktif, bahkan semuanya sama-sama produktif. Lalu aku pergi mencari pinggan mengkuk keluarga Muhammad yang biasa dibuat tempat makan dan susu perahan buat minum mereka. Setelah aku mendapatkannya, ku perahkan air susu ke dalamnya sampai penuh, memudian ku bawa kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, "Sudahkah kalian meminum minuman malam ini?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, minumlah!" Setelah meminumnya, beliau memberikannya kepada ku. Lalu aku mengatakan, "Wahai Rasulullah, minumlah" Lalu beliau meminumnya lagi. Setelah itu, beliau memberikannya kepada ku lagi. Setelah ku ketahui bahawa Nabi SAW. telah segar, dan aku telah mendapatkan bagian doa beliau tadi, aku tertawa gembira sampai terjatuh ke bumi. Tiba-tiba, Nabi SAW. bersabda memperingatkan aku, "Wahai Miqdad, kamu memalukan." Aku berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah ,perkara ku begini dan begini, dan ku lakukan begini dan begini," Kemudian Nabi SAW. bersabda, "Ini hanyalah rahmat Allah jua, mengapa kamu tidak memberitahukan kepada ku, lalu kita membangunkan kawan kita?" Kata ku, "Demi Zat Yang telah mengutus engkau dengan hak, aku tidak peduli apabila engkau telah mendapatkannya, dan aku bersama engkau telah mendapatkannya pula kepada orang yang telah mendapatkannya." (6: 128 - 129 - S.M.)