Sunday 19 August 2012

Bab: 1 - Tahap Awal Turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW.

( 73 ) Diriwayatkan dari 'Urwah bin Zubair r.a. bahwa 'A'isyah, istri Nabi SAW., memberitahukan kepadanya, "Awal wahyu yang datang kepada Rasulullah SAW. adalah berupa mimpi yang benar pada wakti tidur; jika beliau bermimpi, biasanya mimpi itu terlihat jelas secerah sinar pada pagi hari, kemudian beliau senang menyendiri, beliau biasa berkhalwat di gua Hira'22, yaitu beribadah dalam beberapa malam tertentu23 sebelum pulang ke rumah keluarga beliau untuk bawa bekal secukupnya. Setelah habis, beliau pulang ke rumah Khadijah r.a. untuk mengambil bekal seperti semula untuk masa berikutnya, sampai beliau dikejutkan dengan kebenaran pada waktu beliau di gua Hira', yaitu tiba-tiba malaikat mendatangi beliau dan berkata, 'Bacalah!' Beliau menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Nabi SAW. bersabda, 'Lalu malaikat itu mendakapku kuat-kuat sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas'. Setelah itu, dilepaslah aku, lalu malaikat itu berkata lagi, 'Bacalah!' Lalu aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian malaikat itu mendakapku lagi kuat-kuat untuk kedua kalinya sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas.' Setelah itu, dilepaskanlah aku dan malaikat itu berkata lagi, 'Bacalah!' Lalu aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian malaikat itu mendakapku kuat-kuat untuk yang ketiga kalinya sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas; setelah itu, dilepaskanlah aku dan malaikat itu berkata, 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'24 Setelah itu, Rasulullah SAW. pulang dalam keadaan gemetar ketakutan menuju Khadijah (istri beliau) dengan membawa ayat-ayat tersebut, lalu beliau berkata kepadanya, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Kemudian diselimutilah beliau sehingga tenang kembali. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, 'Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku?' Kemudian beliau menceritakan apa yang baru beliau alami dan berkata, 'Sungguh, aku merasa cemas atas diriku.' Khadijah r.a. menjawab, 'Tidak, bergembiralah, demi Allah, Dia tidak akan menghina engkau selama-selamanya karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, berkata benar, menolong orang yang tertimpa kesusahan, menghormati tamu, dan membela orang yang kesulitan untuk menegakkan perkara kebenaran.' Setelah itu, Khadijah membawa beliau kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abd Al-'Uzza, yaitu sepupu Khadijah putra saudara ayahnya, seseorang yang beragama Nasrani sejak zaman jahiliah; dia pandai menulis huruf Arab dan biasa menulis Injil dalam bahasa Arab25, dia seorang laki-laki tua yang sudah buta. Lalu Khadijah berkata kepadanya, 'Wahai pamanku! Dengarkahlah berita dari anak saudara mu ini!' Waraqah berkata, 'Ada apakah wahai anak saudaraku?' Lalu  Rasulullah SAW. memberitahukan kepadanya hal yang dilihatnya. Waraqah berkata kepada beliau, 'Inilah malaikat Jibril yang telah diutus kepada Musa bin Imran a.s. Aduhai, sekiranya aku masih gagah perkasa (muda), dan aku masih hidup sewaktu kaummu mengusirmu.' Rasulullah SAW. bertanya, 'Apakah kaumku nanti akan mengusirku?' Waraqah menjawab, 'Ya, siapa pun yang diberi wahyu sepertimu ini, pasti dia akan dimusuhi, andaikan aku berusia panjang sampai harimu itu, aku pasti akan membelamu dengan sekuat tenagaku''' (1: 97 - 98 S.M.)
____________
(22) Hira' adalah nama sebuah gunung sejauh 3 mil atau 4 km dari Makkah, sebelah kiri jalan menuju Mina dari Makkah. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 198.
(23) Selama sebulan Ramadhan, menurut riwayat Ibn Ishaq. Fath Al-Bari I, 17.
(24) Surah Al-Alaq (96): 1-5
(25) Dalam Sahih Al-Bukhari dijelaskan bahwa dia menulis Injil, sebagian lembarannya dengan bahasa Arab dan sebagian lagi dengan bahasa Ibrani. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 203.