Friday 21 February 2014

Bab: Tugas Tidak Diberikan kepada Orang yang Memintanya

( 1205 ) Diriwayatkan dari Abu Burdah: Abu Musa pernah berkata, "Aku pernah pergi menghadap Nabi SAW. bersama dua orang laki-laki dari golongan Asy'ari. Yang seorang berada di sebelah kananku, sedangkan yang seorang lagi berada di sebelah kiriku. Kedua orang ini meminta pekerjaan kepada Nabi SAW. yang pada waktu itu beliau sedang menggosok gigi (ber-siwak). Lalu beliau bertanya, 'Apa kata mu wahai Abu Musa (Abdullah bin Qais)?"' Abu Musa berkata, "Demi Zat Yang telah mengutus engkau dengan hak, kedua orang itu tidak memberitahukan maksud kedatangan mereka, dan aku tidak tahu bahawa mereka akan meminta suatu pekerjaan. Aku lihat, sikat gigi beliau seolah-olah telah mencuit di bawah bibir beliau. Lalu beliau bersabda, 'Kami tidak akan memberikan tugas kepada orang yang memintanya. Akan tetapi, pergilah kamu wahai Abu Musa (Abdullah bin Qais)!"' Kemudian beliau mengirimkannya sebagai utusan ke Yaman. Setelah itu, beliau susulkan Mu'adz bin Jabal. Sesampainya di Yaman, Mu'adz pergi menemui Abu Musa Al-Asy'ari di rumahnya, lalu dia pun dipersilakan masuk. Abu Musa berkata, "Silakan duduk (wahai Mu'adz)," seraya diberinya bantal. Waktu itu ternyata di dekat Ab Musa ada seorang laki-laki diikat. Mu'adz berkata, "Siapakah dia?" Abu Musa menjawab, "Orang ini pada mulanya memeluk agama Yahudi, lalu dia masuk Islam. Akan tetapi, dia kembali memeluk agamanya yang dahulu, yaitu murtad menjadi Yahudi." Mu'adz berkata, "Aku tidak akan duduk sebelum orang ini dibunuh, itu lah hukum Allah dan Rasul-Nya." Abu Musa berkata lagi, "Ya, duduklah, akan ku bunuh dia." Mu'adz menjawab, "Aku tidak akan duduk sebelum orang ini dibunuh, itulah hukum Allah dan Rasul-Nya." Begitulah sampai tiga kali. Lalu Abu Musa memerintahkan agar orang Yahudi itu dibunuh, lalu orang Yahudi itu pun dibunuh. Setelah itu, Abu Musa dan Mu'adz bertanya jawab tentang cara masing-masing melakukan ibadah malam (shalat malam). Seorang di antara kedua tokoh itu, yaitu Mu'adz berkata, "Kalau aku, tidur lebih dahulu pada awal malam, lalu bangun. Dan aku berharap tidurku seperti pahala shalat malamku (kerana tidurku akan kujadikan untuk membangkitkan semangat shalat malamku." (6: 6 - S.M.)