Saturday 3 May 2014

Bab: Kisah tentang Musa a.s. dan Khidhir a.s.

( 1611 ) Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair: Aku pernah bertanya kepada Ibn Abbas, "Sesunguhnya, Nauf Al-Bikali menyatakan bahawa Musa a.s. nabi Bani Israil itu bukanlah Musa yang menyertai Khidhir!" Kata Ibn Abbas, "Musuh Allah itu bohong. Aku mendengar Ubai bin Ka'b berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, Musa pernah berpidato di tengah-tengah Bani Israil. Lalu dia ditanya, 'Siapakah orang yang paling alim?' Jawab Musa, 'Aku orang yang paling alim!' Sabda beliau, 'Kemudian Allah mengecamnya kerana Musa tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah. Setelah itu, Allah menurunkan wahyu kepadanya, Sesungguhnya, ada seorang di antara hamba-hamba-Ku, yang berada di muara (pertemuan) dua laut, dia lebih alim daripada kamu!' Kata Musa, 'Wahai Tuhanku, bagaimana caranya agar aku dapat bertemu dengannya?' Dikatakan kepadanya, 'Pergilah membawa ikan laut di dalam wadah jerami. Ketika ikan laut itu menghilang darimu, di situlah hamba-Ku berada.' Lalu pergilah Musa bersama Yusya bin Nun, muridnya. Musa pergi membawa ikan laut di dalam wadah jerami. Muridnya pun menyertainya. Setelah keduanya berjalan kaki dan sampai di suatu batu besar, Musa dan muridnya itu tidur. Pada waktu itulah, ikan di dalam jerami itu bergerak-gerak sampai keluar dari tempatnya dan meluncur jatuh ke laut.' Sabda beliau, 'Dan Allah mengentikan air mengalir itu sehingga berbentuk busur melengkung seperti sebuah kubah, yang membuat ikan itu dapat meluncur seperti melewati sebuah terowongan, sedangkan Musa dan muridnya di buat keheranan. Kemudian berjalanlah kedua orang ini sampai dua hari dua malam lamanya, sedangkan murid Musa lupa untuk memberitahukan peristiwa ikan itu kepadanya. Pada pagi harinya, Musa berkata kepada muridnya, 'Bawalah kemari makanan kita, sungguh kita telah merasa letih sekali kerana perjalanan kita ini.' Sabda Nabi SAW., 'Dan Musa tidak merasa letih, sebelum dia melewati tempat yang telah diperintahkan kepadanya. Kata murid Musa, 'Tahukah kamu tatkala kita berlindung di sebuah batu tadi, aku lupa kepada ikan laut (kita), kemudian syaitanlah yang membuat aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu, dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya, kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang sangat aneh.' Kata Musa, 'Itulah (tempat) yang kita cari.' Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Setelah keduanya sampai di batu besar, Musa melihat seorang laki-laki tidur diselimuti dengan kain. Kemudian Musa memberi salam kepadanya, lalu Khidhir menjawab, 'Dari manakah datangnya salam ini?' Kata Musa, 'Aku Musa.' Kata Khidhir, 'Sesungguhnya kamu diberi ilmu oleh Allah, yaitu suatu ilmu yang telah diajarkan kepadamu, sedangkan aku tidak mengetahuinya. Aku juga diberi ilmu oleh Allah, suatu ilmu yang diajarkan kepadaku, sedangkan kamu tidak mengetahuinya.' Kata Musa kepada Khidhir, 'Bolehkan aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Jawab Khidhir, 'Sesungguhnya, kamu sekali-kali tidak akan sanggup untuk bersabar bersamaku. Dan bagaimana bisa kamu akan sabar terhadap sesuatu yang belum kamu ketahuinya dengan ilmu yang cukup tentang hal itu?' Kata Musa, 'Insya Allah, Kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusan apa pun.' Kata Khidhir kepada Musa, 'Jika kamu mengikutiku, janganlah kamu menanyakan apa pun kepada ku hingga aku sendiri yang menceritakannya kepada mu nanti.' Kata Musa, 'Ya.' Sabda Nabi SAW., 'Lalu berangkatlah Khidhir dengan Musa, berjalan menelusuri pantai laut. Ketika ada sebuah perahu, keduanya meminta agar pemilik-pemilik perahu itu sudi membawa mereka berdua. Semua pemilik perahu itu kenal kepada Khidhir, kerana itu keduanya dibawa mereka tanpa memberi ongkos. Kemudian (di dalam perahu itu) Khidhir menuju kepada sebagian papan perahu. Lalu papan itu dibongkarnya. Musa berkata kepadanya, 'Semua orang itu membawa kita tanpa ongkos, lalu kamu melubangi perahu mereka untuk kamu tenggelamkan. Sungguh, kamu telah melakukan suatu kesalahan besar.' Kata Khidhir, 'Bukankah aku telah berkata, 'Sesungguhnya, kamu sekali-kali tidak akan sanggup untuk bersabar bersamaku?' Kata Musa, 'Janganlah kamu menghukumku kerana kelupaanku dan janganlah kamu membebani ku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.' Kemudian Khidhir dan Musa keluar dari perahu itu. Pada waktu mereka tengah berjalan berdua, ada seorang anak bermain-main dengan kawan-kawannya. Lalu dipeganglah kepada anak itu oleh Khidhir, kemudian dicopotnya kepala anak itu sampai mati. Berkatalah Musa, 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan kerana di membunuh orang lain? Sungguh, kamu telah melakukan suatu perkara yang mungkar.' Kata Khidhir, 'Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahawa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersamaku?' Sabda Nabi SAW., 'Peristiwa ini lebih ngeri daripada peristiwa yang pertama kali.'  Kata Musa, 'Jika aku bertanya kepadamu tentang sesutu sesudah (kali) ini, janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya, kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.' Lalu berangkatlah keduanya hingga tatkala kaduanya sampai kepada penduduk sutu negeri, keduanya meminta agar dijamu oleh penduduk desa tersebut, tetapi penduduk desa tersebut tidak mahu menjamu mereka berdua. Kemudian keduanya melihat dinding rumah yang hampir roboh di dalam negeri itu, lalu Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata, 'Andaikan kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.' Kata beliau, 'Tembok yang ditegakkan itu sedang miring. Khidhir memberi isyarat dengan tangannya begini lalu ditegakkannya.' Kata Musa kepada Khidhir, 'Ketika talah memasuki negeri suatu kaum, tetapi mereka tidak mau menerima kita, dan mereka tidak mau menjamu kita. Andaikan kamu mau, tentu seharusnya kamu mengambil upah untuk itu.' Kata Khidhir, 'Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sanggup bersabar terhadapnya.' Rasulullah SAW. bersabda 'Semoga Allah menyayangi Musa. Andaikan Musa bersabar, sungguh, aku senang sekali mendengarkan kisah mereka berdua ini.' Selanjutnya, Rasulullah SAW. juga bersabda, 'Pada mulanya Musa lupa. Dan datanglah seekor burung pipit hinggap di tepi perahu itu, kemudian burung itu mematuk ke air laut. Lalu Khidhir berkata kepada Musa, 'Tidaklah berkurang ilmuku dan ilmumu yang diberikan Allah 'Azza wa Jalla, kecuali seperti berkurangnya air yang dipatuk oleh burung pipit dari laut ini."' Ibn 'Abbas sering membaca, "Dan di hadapan mereka ada raja yang akan merampas setiap perahu yang bagus." Dia juga biasa membaca, "Adapun anak itu adalah kafir." (7: 103 - 105 - S.M.)