Tuesday 28 August 2012

Bab: Sabda Nabi SAW., "Sesungguhnya, Aku Berharap Kalian Menjadi Separuh penghuni Surga"

( 102 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.; Kami pernah bersama Rasulullah SAW. sebanyak kurang lebih empat puluh orang laki-laki di dalam sebuah tenda kulit. Lalu Rasulullah SAW. bersabda, "Senangkah kalian menjadi seperempat penduduk surga?" kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda lagi, "Senangkah kalian menjadi sepertiga penduduk surga?" Kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda lagi, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan (kekuasaan)-Nya, sesungguhnya, aku berharap kalian menjadi separuh penduduk surga, dan surga itu hanya akan dimasuki oleh jiwa yang Muslim (nafs muslimah). Dan perumpamaan kalian dengan orang-orang musyrik adalah  seperti satu helai bulu putih yang berada di kulit seekor banteng hitam, atau seperti sehelai bulu hitam yang berada di kulit seekor banteng putih."
(1: 139 - S.M.)

Bab: Sabda Nabi SAW., "Tujuh Puluh Ribu dari Umatku Akan Masuk Surga Tanpa Dihisab"

( 101 ) Diriwayatkan dari Hushain bin 'Abd Al-Rahman: Aku pernah berada di rumah Sa'id bin Jubair, lalu dia berkata, "Siapakah di antara kalian yang melihat meteor tadi malam?" Saya menjawab, "Saya, waktu itu saya tidak sedang shalat, tetapi saya disengat kalajengking." Sa'id bertanya, "Kemudian apa yang kamu lakukan?" Saya berkata, "Saya minta dijampi." Sa'id bertanya, "Apakah yang memberanikan dirimu berbuat demikian?" Saya menjawab, "Sebuah hadis yang saya terima dari Sya'bi." Sa'id bertanya, "Hadis apa yang disampaikan oleh Sya'bi?" Saya menjawab, "Diceritakan oleh Buraidah bin Hushaib Al-Aslami, bahwasannya dia berkata, 'Tidak boleh memakai jampi, kecuali terkena penyakit mata yang jahat (al-'ain) atau bisa (sengatan kalajengking atau ular)."' Sa'id berkata, "Sungguh, lebih baik orang hanya mendengarkan saja tanpa melakukannya." Akan tetapi, Ibn 'Abbas menceritakan kepada kami dari Nabi SAW. Beliau bersabda, "Diperlihatkan kepadaku semua umat; lalu aku melihat seorang nabi bersama kelompok kecil; juga melihat seorang nabi yang hanya bersama satu atau dua orang; dan juga seorang nabi yang tidak bersama seorang pun. Tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok manusia dalam jumlah besar, aku mengira mereka itu umatku. Lalu dikatakan kepadaku, 'Mereka adalah Musa bersama kaumnya; tetapi lihatlah ke ufuk.' Aku pun melihat ke arah tersebut, tiba-tiba aku melihat sekelompok manusia dalam jumlah yang besar pula. Lalu kembali dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke ufuk yang lain.' Lalu aku pun melihat ke arah tersebut, tiba-tiba aku melihat sekelompok manusia dalam jumlah yang juga besar.' Kemudian dikatakan kepadaku, 'Ini adalah umatmu, di antara mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki surga tanpa hisab amal dan tanpa siksa.'' Kemudian Nabi SAW. bangkit dan memasuki rumahnya. Setelah itu, orang-orang memperbincangkan orang yang akan memasuki surga tanpa hisab dan tanpa siksa itu. Di antara mereka ada yang berkata, "Barangkali mereka itu orang-orang yang bergaul dengan Rasulullah SAW." Sebagian lainnya berkata, "Barangkali mereka itu orang-orang yang lahir pada masa Islam dan belum pernah menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun." Begitulah sebagian yang lain menyebutkan bermacam-macam tekaan. Lalu Rasulullah SAW. keluar lagi dan bersabda, "Apa yang sedang kalian perbincangkan?" Mereka memberitahukan kepada beliau, lalu beliau bersabda, "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak memakai jampi-jampi dan tidak meminta jampi, dan tidak suka meramal nasib; mereka hanya bertawakal kepada Tuhan mereka." Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata, "Doakanlah saya (wahai Rasulullah) kepada Allah agar saya dimasukkan ke dalam golongan mereka!" Beliau bersabda, "Kamu termasuk dari golongan mereka." Kemudian seorang laki-laki lain juga berdiri dan berkata, "Doakanlah kepada Allah agar saya dimasukkan juga ke dalam golongan mereka!" Lalu beliau bersabda, "Kamu sudah didahului oleh Ukasyah." (1: 137 - 138 - S.M.)

Bab: 2 - Manfaat yang Diberikan Nabi SAW. kepada Abu Thalib

( 100 ) Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya, penghuni api neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib; yaitu dia memakai sandal api neraka, lalu mendidihlah otaknya." (1: 135 - S.M.)

Bab: 1 - Manfaat yang Diberikan Nabi SAW. kepada Abu Thalib

( 99 ) Diriwayatkan dari 'Abbas bin 'Abd Al-Muththalib, r.a.: Dia berkata, "Wahai Rasulullah, dapatkah engkau memberikan manfaat kepada Abu Thalib sebab dia selalu melindungi dan membela engkau?" Beliau menjawab, "Ya, dia berada dalam api neraka yang dangkal (hanya sampai mata kakinya). Andaikan bukan karena aku, niscaya dia akan berada dalam dasar api neraka yang terdalam." (1: 135 - S.M.)

Bab: Firman Allah, Dan Berilah Peringatan kepada Kerabatmu yang Terdekat

( 98 ) Diriwayatkan dari Abu hurairah r.a.: Sewaktu diturunkannya ayat ini Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat52, Rasulullah SAW. memanggil orang-orang Quraisy, lalu mereka berkumpul semua tanpa kecuali. Beliau bersabda, "Wahai Bani Ka'ab bin Lu'ayy, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Murrah bin Ka'ab, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani 'Abdi Syams, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani 'Abdi Manaf, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani 'Abd Al-Muththalib, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Fathimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Karena sama sekali aku tidak dapat menguasaimu di hadapan Allah, hanya saja, kamu itu familiku yang aku pergauli dengan baik." (1: 133 - S.M.)
______________
(52) QS Al-Syu'ara' (26):214.

Monday 27 August 2012

Bab: 2 - Doa Nabi SAW. untuk Umat Beliau

( 97 ) Diriwayatkan dari Jabir r.a.: Thufail bin 'Amr Al-Dausi pergi mendatangi Nabi SAW. dan berkata, "Wahai Rasulullah, sudikah engkau menempati benteng yang kukuh dan dilindungi pasukan yang kuat?" Nabi SAW. menjawab, "Benteng itu adalah untuk golongan Daus pada zaman jahiliah." Nabi SAW. tidak menyukainya karena Allah kelak akan memperkuatnya dengan kaum Anshar di Madinah. Setelah Nabi SAW. pindah ke Madinah, Thufail bin 'Amr bersama seorang laki-laki pergi berhijrah ke Madinah untuk menemui Nabi SAW., hanya saja, mereka tidak betah di Madinah karena udara Madinah tidak sesuai dengan mereka, lalu orang itu sakit, Karena dia tidak sabar lagi, diambillah pedangnya dan dikerat-keratlah ruas-ruas jarinya maka bercucuranlah darah dari tangannya sehingga dia meninggal. Kemudian Thufail bin 'Amr bermimpi bertemu dangan laki-laki itu dalam rupa yang bagus, tetapi dia melihat orang tersebut sedang menutupi kedua tangannya. Lalu Thufail menanyakannya, "Apakah yang diperbuat oleh Tuhanmu kepadamu?" Orang itu menjawab, "Tuhanku telah mengampuniku karena aku berhijrah kepada Nabi-Nya SAW." Lalu Thufail bertanya lagi, "Mengapa aku melihatmu menutupi kedua tanganmu?" Orang itu menjawab, "Aku diberi tahu, 'Kami tidak akan memperbaiki apa yang telah kamu rusakkan sendiri."' Thufail menceritakannya kepada Rasulullah SAW. tentang mimpinya itu; Rasulullah SAW. berdoa, "Wahai Allah, ampunilah dosa kedua tangannya." (1: 76 - S.M.)

Bab: 1 - Doa Nabi SAW. untuk Umat Beliau

( 96 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash r.a.: Nabi SAW. membaca firman Allah Ta'ala tentang Ibrahim a.s., "Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia maka barang siapa mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku; barang siapa mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang50." Dan 'Isa a.s. berkata, "Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana51." Lalu Nabi SAW. mengangkat kedua tangannya dan berseru, "Wahai Allah, umatku, umatku!" Beliau kemudian menangis. Allah berfirman, "Wahai Jibril! Pergilah kepada Muhammad, dan Tuhanmu lebih mengetahui, lalu tanyakanlah kepadanya, 'Apa yang menyebabkan engkau menangis?"'  Setelah itu, Jibril pergi mendatanginya, lalu menanyakannya. Nabi SAW. memberitahukan penyebab hal itu, sedangkan Allah lebih mengetahuinya. Kemudian Allah Ta'ala berfirman, "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad, lalu katakanlah bahwa Kami akan menjadikanmu merasa puas perihal umatmu dan Kami tidak akan mengecewakanmu." (1: 132 - S.M.)
_________________
(50) QS Ibrahim (14): 36.
(51) QS Al-Ma'idah (5):118.

Sunday 26 August 2012

Bab: Sabda Nabi SAW., "Setiap Nabi Mempunyai Doa yang Dikabulkan

( 95 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Setiap nabi mempunyai doa yang dikabulkan. Oleh karena itu, setiap nabi terburu-buru meminta doanya; tetapi aku simpan doaku sebagai syafaat bagi umatku nanti pada hari kiamat; barang siapa dari umatku meninggal, sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apa pun, niscaya dia akan mendapatkannya." (1: 131 - S.M.)

Bab: Nabi SAW. Meminta Dibukakan Pintu Surga

( 94 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Pada hari kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu surga, lalu aku meminta dibukakannya, kemudian malaikat penjaganya bertanya, 'Siapakah engkau?" Aku menjawab, 'Aku adalah Muhammad.' Malaikat itu berkata, 'Aku diperintahkan untuk tidak membukakannya kepada seorang pun sebelum kamu.''' (1: 130 - S.M.)

Bab: Sabda Nabi SAW., "Aku Adalah Orang Pertama yang Memberi Syafaat di Surga dan Aku Adalah Nabi yang Paling Banyak Pengikutnya."

( 93 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Aku adalah orang pertama yang memberikan syafaat disurga; tak ada nabi yang paling dibenarkan seperti aku, bahkan ada di antara nabi yang hanya dibenarkan oleh seorang laki-laki dari umatnya." (1: 130 - S.M.)

Saturday 25 August 2012

Bab: Syafaat

( 92 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Pada suatu hari, Rasulullah SAW. diberi daging48, lalu dihadapkan kepada beliau. Digigitlah daging itu, kemudian beliau bersabda, "Aku adalah penghulu manusia pada hari kiamat. Tahukah kamu sebabnya? Pada hari kiamat nanti, Allah akan menghimpun semua orang terdahulu sampai terakhir di sebuah dataran tinggi. Kemudian terdengarlah panggilan kepada mereka dan pandangan mata pun menembus ke segala penjuru, matahari pun berjarak dekat. Manusia waktu itu ditimpa kesusahan hebat yang tak terelakkan dan tak mampu menanggulanginya. Lalu sebagian orang berkata kepada sebagian yang lain, "Tidakkah engkau melihat keadaan yang sedang menimpamu? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkanmu? Tidakkah kamu memikirkan, siapakah yang dapat dimintakan syafaat kepada Tuhan kalian?' Kemudian sebagian orang berkata kepada sebagian yang lain, 'Pergilah kepada Adam!' Lalu mereka pergi mendatangi Adam dan berkata, 'Wahai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah telah menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya, dan meniupkan ruh-Nya kepadamu, serta malaikat pun disuruh-Nya bersujud kepadamu, mohonkanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami?' Adam menjawab, 'Sungguh, pada hari ini, Tuhan murka tidak semurka itu pada waktu-waktu sebelumnya, dan tidak akan murka seperti itu lagi sesudahnya. Allah telah melarangku mendekati pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Aku memikirkan diriku, aku memikirkan diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Nuh!' Mereka pergi mendatangi Nuh a.s. seraya berkata, 'Wahai Nuh, engkau adalah awal rasul yang diutus ke bumi dan Allah menyebutmu hamba yang suka bersyukur,  mohonkanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami?' Nuh a.s. menjawab, 'Sungguh, pada hari ini, Tuhan murka tidak semurka itu pada waktu-waktu sebelumnya, dan tidak akan murka seperti itu lagi sesudahnya. Sungguh, aku pernah mendoakan kebinasaan kepada umatku. Aku memikirkan diriku, aku memikirkan diriku, pergilah kepada Ibrahim!' Kemudian mereka mendatangi Ibrahim a.s. seraya berkata, 'Engkau adalah Nabi kekasih Allah di bumi, mohonkanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami?' Ibrahim a.s. menjawab, 'Sungguh, pada hari ini, Tuhan murka tidak semurka itu pada waktu-waktu sebelumnya, dan tidak akan murka seperti itu lagi sesudahnya.' lalu Ibrahim a.s. menyebutkan beberapa dusta yang pernah dia lakukan. Selanjutnya, Ibrahim a.s. berkata, 'Aku memikirkan diriku, aku memikirkan diriku, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Musa!' Kemudian mereka pergi mendatangi Musa a.s., lalu berkata, 'Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah, Allah telah memberi kelebihan kepadamu dengan risalah-risalah-Nya dan dialog-Nya dari manusia yang lain. Untuk itu, mohonkanlah Syafaat untuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang sedang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami?' Musa a.s. lalu berkata, 'Sungguh, ada hari ini, Tuhan murka tidak semurka itu pada waktu-waktu sebelumnya, dan tidak akan murka lagi sesudah itu. Sesungguhnya, aku pernah membunuh jiwa yang tidak ada perintah untuk dibunuhnya. Aku memikirkan diriku, aku memikirkan diriku, pergilah kepada 'Isa.' Lalu mereka pergi mendatangi 'Isa a.s. seraya berkata, 'Wahai 'Isa, engkau adalah utusan Allah dan (Allah telah membuat) engkau bisa bicara waktu masih di buaian (dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan (tiupan) ruh dari-Nya)49. Untuk itu, mohonkanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang sedang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami? 'Isa a.s. menjawab, 'Sungguh, pada hari ini, Tuhan murka tidak semurka itu pada waktu-waktu sebelumnya, dan tidak akan murka seperti itu lagi sesudahnya, 'Isa tidak menyebut suatu lagi sesudahnya, 'Isa tidak menyebut suatu dosa baginya, aku memikirkan diriku, aku memikirkan diriku. Pergilah kepada selainku, Pergilah kepada Muhammad SAW.!' Kemudian mereka mendatangi aku, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup semua nabi, dan Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Untuk itu, mohonkanlah syafaat unuk kami kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat keadaan yang sedang menimpa kami? Tidakkah engkau melihat perkara yang memberatkan kami?' Kemudian aku pergi ke bawah Arasy dan bersujud kepada Tuhanku. Setelah itu, Allah Ta'ala membukakan dan mengilhamkan kepadaku beberapa pujia-pujian dan sebaik sanjungan kepada-Nya yang belum pernah dibukakan kepada seorang pun sebelumku. Kemudian Allah berfirman, 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, berilah syafaat maka kamu diberi hak untuk memberi syafaat.' Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian aku berkata, 'Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku! Selamatkanlah umatku!' Kemudian Allah mengatakan kepadaku, 'Wahai Muhammad, masukkanlah dari umatmu yang tanpa hisab ke dalam surga dari pintu sebalah kanan. Selain hal yang satu ini, mereka seperti manusia lainnya masuk dari pintu yang sama. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan (kekuasaan)-Nya, sesungguhnya jarak antara kedua daun pintu surga adalah antara Mekkah dan Hajar atau antara Mekkah dan Bushra."' (1: 127 - 129 - S.M.)
__________________
(48) Daging dari kambing sedekah dari Nusaibah Ummi 'Athiyyah kepada Barrah Maula A'isyah. Karena sudah diterima oleh Barrah, dan ia dihadiahkan kepada Rasulullah SAW., daging itu menjadi halal bagi beliau sebab sudah menjadi daging hibah. Fath Al-Bari II, 228 dan V, 128. Shahih Al-Bukhari hadis nombor 741.
(49) Qs Al-Nisa(4): 171.

Bab: 5 - Dikeluarkannya dari Neraka Orang-Orang yang Mengesakan Allah

( 91 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Nanti, ada empat orang yang akan dikeluarkan dari api neraka, lalu mereka dihadapkan kepada Allah, tetapi seorang di antara mereka menoleh lagi dan berkata, "Wahai Tuhanku, setelah Engkau keluarkan aku dari api neraka, janganlah aku dikembalikan lagi ke dalamnya." Kemudian Allah menyelamatkan orang itu darinya" (1: 123 - S.M.)

Bab: 4 - Dikeluarkannya dari Neraka Orang-Orang yang Mengesakan Allah

( 90 ) Diriwayatkan dari Yazid Al-Faqir: Saya dibuat terpesona oleh pendapat-pendapat golongan Khawarij. Kami pergi naik haji bersama rombongan orang-orang Khawarij. Ketika sampai di Madinah, kami bertemu dengan Jabir bin 'Abdillah r.a. yang sedang duduk bersandar di tiang seraya menceritakan hadis dari Rasulullah SAW. kepada kaumnya. Ternyata, yang diceritakan itu adalah hadis yang berkaitan dengan keluarnya orang-orang dari Neraka Jahanam. Lalu saya menanyakan kepadanya, "Wahai sahabat Rasulullah, apakah maksud yang engkau ceritakan itu? Bukankah Allah berfirman, Sesungguhnya, barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka maka sungguh telah Engkau hinakan ia44.  Dan Alah berfirman, Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya45. Bagaimanakah pendapatmu tentang ayat tersebut?" Jabir berkata, "Apakah engkau membaca Al-Quran?" Saya menjawab, "Ya." Jabir bertanya, "Apakah engkau telah mendengar tentang kedudukan Muhammad SAW., yaitu kedudukan yang akan diberikan Allah kepadanya?" Saya menjawab, "Ya." Jabir berkata, "Itulah kedudukan Muhammad SAW. yang sangat terpuji, yang dengannya Allah mengeluarkan siapa saja." Kemudian Jabir menerangkan letak Jembatan (al-shirath) dan lintasan orang di atasnya. Saya khawatir tidak hafal, hanya saja, dia berkata bahwa suatu kaum akan keluar dari api neraka sesudah tinggal di dalamnya dalam keadaan seperti kayu arang (samasim). Lalu mereka dimasukkan ke suatu sungai di surga. Setelah mereka mandi, mereka naik dengan berwajah putih seperti kertas. Setelah kami pulang dari berhaji, kami berkata, "Celaka kalian, bukankah orang tua itu46 tidak pernah berdusta kepada Rasulullah SAW.?" Lalu kami semua meninggalkan paham Khawarij, kecuali ada seorang yang tetap menganut paham Khawarij, atau sebagaimana dikatakan oleh Abu Nu'aim47. (1: 123 - S.M.)
_________________
(44) QS Ali 'Imran (3): 192.
(45) QS Al-Sajdah (32): 20.
(46) Maksud orang tua di sini adalah Jabir bin 'Abdillah. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi.
(47) Fadhl bin Dukain Guru dari guru Muslim.

Bab: 3 - Dikeluarkannya dari Neraka Orang-Orang yang Mengesakan Allah

( 89 ) Diriwayatkan dari Abu Zubair r.a. bahwa dia mendengar Jabir bin 'Abdillah r.a. ditanya tentang al- wurud (dihadapkannya manusia kepada Tuhannya). Jabir menjawab, "Pada hari kiamat nanti, kita akan berkumpul di suatu bukit tinggi di atas. Lalu setiap umat dipanggil kepada patung-patungnya dan segala yang disembah, secara berurutan mulai dari pertama dan seterusnya. Kemudian Tuhan kita akan datang dan berfirman, 'Kamu menunggu siapa?'  Mereka menjawab, 'Kami sedang menunggu Tuhan kami.' Allah berfirman, 'Akulah Tuhan kamu!' Mereka menjawab, 'Kami ingin melihat Engkau terlebih dahulu.' Allah lalu menampakkan Diri kepada mereka sambil tertawa. Kemudian Allah membawa mereka dan mereka mengikuti-Nya. Setiap orang munafik dan Mukmin diberi cahaya oleh-Nya. kemudian mereka mengikuti Allah, sedangkan di atas jembatan penyeberangan Jahanam terdapat besi berduri yang menyambar siapa saja yang Allah kehendaki. Kemudian cahaya orang munafik padam, sedangkan orang Mukmin selamat. Golongan yang pertama kali selamat itu berwajah seperti bulan di malam purnama. Mereka yang amalnya tanpa dihisab berjumlah tujuh puluh ribu orang. Kemudian orang-orang sesudah itu adalah golongan yang wajahnya seperti bintang di langit. Demikianlah seterusnya dengan menurun landai. Lalu tibalah syafaat. Dikeluarkanlah mereka dari api neraka, yaitu orang yang mengucapkan. 'La ilaha illallah -  tiada tuhan selain Allah,' yang di dalam hatinya terdapat kebaikan sebesar biji gandum. Orang-orang itu dibawa keserambi surga, dan penduduk surga diperintahkan untuk menyiramkan air hidup kepada mereka sehingga mereka tumbuh seperti tumbuhan di tanah endapan air bah. Oleh karena itu, lenyaplah bekas hangus bakaran apinya, kemudian dia meminta berbagai macam nikmat kepada Allah sehingga dia dianugerahi nikmat sebesar dunia dan ditambah sepuluh kali lipatnya." (1: 122 - S.M.)

Bab: 2 - Dikeluarkannya dari Neraka Orang-Orang yang Mengesakan Allah

( 88 ) Diriwayatkan dari Anas, dari Ibn Mas'ud r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Orang yang terakhir memasuki surga adalah orang yang sekali berjalan dan sekali merangkak, lalu sekali dijilat oleh api neraka. Setelah melintasinya, dia menoleh kepada api itu serta berkata, "Mahasuci Zat yang telah menyelamatkan aku darimu. Sungguh, Allah telah menganugerahiku sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang pun, baik orang-orang terdahulu maupun orang-orang terkemudian." Setelah itu, diperlihatkanlah kepadanya sebatang pohon. Lalu dia berkata, "Wahai Tuhanku, dekatkanlah aku kepada pohon ini untuk berteduh di bawahnya dan meminum airnya." Lalu Allah 'Azza wa Jalla  Berfirman, "Wahai anak adam, kiranya kalau Aku kabulkan, kamu akan memohon lainnya?" Orang itu berkata, "Tidak wahai Tuhanku." Orang itu berjanji kepada Tuhannya bahwa dia tidak akan memohon lainnya, tetapi Allah memaafkannya karena sudah mengetahui bahwa dia tidak dapat bersabar untuk mendapatkan nikmat yang pernah dilihatnya. Oleh karena itu, Allah mendekatkan pohon itu kepadanya, lalu dia berteduh di bawahnya dan meminum airnya. Kemudian diperlihatkanlah kepadanya sebatang pohon yang lebih bagus daripada yang pertama. Lalu orang itu berkata, "Wahai Tuhanku, dekatkanlah aku kepadanya untuk meminum airnya dan berteduh di bawahnya, aku tidak akan memohon lagi yang lain kepada Engkau." Allah menjawab, "Wahai anak Adam, bukankah kamu telah mengajukan perjanjian kepada-Ku untuk tidak memohon lainnya?"  Orang itu lalu mengajukan perjanjian untuk tidak memohon lainnya, tetapi Tuhannya memaafkannya karena sudah mengetahui bahwa dia tidak akan dapat bersabar untuk mendapatkan nikmat yang pernah dilihatnya. Oleh karena itu, Allah mendekatkan pohon itu kepadanya, lalu dia berteduh di bawahnya dan meminum airnya. Setelah itu, Allah memperlihatkan lagi kepadanya sebatang pohon di dekat pintu surga yang lebih bagus lagi. Lalu orang itu berkata, "Wahai Tuhanku, dekatkanlah aku kepadanya untuk berteduh di bawahnya dan meminum airnya kemudian aku tidaka akan memohon lagi yang lain kepada Engkau." Allah menjawabnya, "Wahai anak Adam, bukankah kamu telah mengajukan perjanjian kepada-Ku bahwa kamu tidak akan memohon lainnya?" Orang itu menjawab, "Benar wahai Tuhanku, hanya ini saja, lalu aku tidak memohon lagi yang lain." Akan tetapi, Tuhannya memaafkannya karena mengetahui bahwa dia tidak akan dapat bersabar untuk mendapatkan nikmat yang pernah dilihatnya. Oleh karena itu, Allah mendekatkan pohon itu kepadanya. Setelah dia mendekat, dia mendengar suara penduduk surga. kemudian dia berkata, "Wahai Tuhanku, masukkanlah aku ke  dalamnya." Allah berfirman, "Wahai anak adam, apakah ada sesuatu yang dapat memutuskan permohonan kepada-Ku? Sudahkah kamu menerima nikmat yang akan Aku berikan kepadamu seluas dua kali lipat dunia ini?" Orang itu berkata, "Wahai Tuhanku, apakah Engkau mengolok-olok aku, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Ibn Mas'ud r.a. lalu tertawa. Dia berkata, "Tahukah engkau mengapa saya tertawa. Mereka berkata, "Mengapa engkau tertawa?" Ibn Mas'ud berkata, "Seperti inilah Rasulullah SAW. tertawa. "Para sahabat (juga) bertanya (kepada Rasulullah SAW.), "Mengapa engkau tertawa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena Allah, Tuhan alam semesta ini juga tertawa sewaktu orang itu berkata, 'Apakah Engkau mengolok-olok aku, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?"' Kemudian Allah menjawab, "Aku tidak mengolok-olokmu, tetapi Aku berkuasa atas apa yang Aku kehendaki."  (1: 119 - 120 - S.M.)

Friday 24 August 2012

Bab: 1 - Dikeluarkannya dari Neraka Orang-Orang yang Mengesakan Allah

( 87 ) Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a." Rasulullah SAW. bersabda, "Penduduk neraka selamanya tidak mati, tetapi juga tidak hidup. Akan tetapi, banyak orang dari kamu yang dimakan api neraka karena dosa mereka," atau beliau bersabda, "karena kesalahan mereka, lalu Allah mematikan mereka; setelah menjadi arang, diberikanlah syafaat kepada mereka, lalu dibawalah mereka satu kelompok demi satu kelompok, kemudian disebarkanlah mereka ke dalam sungai-sungai surga, kemudian dikatakan kepada penduduk surga, 'Tuangkanlah air hidup kepada mereka." Oleh karena itu, tumbuhlah mereka sebagaimana biji yang bersemi di tanah endapan air banjir." Seorang laki-laki berkata, "Seolah-olah Rasulullah SAW. berada di tempat pedalaman." (1: 118 - S.M.)

Bab: 3 - Tentang Melihat Allah Jalla Jalaluh

( 86 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW., "Apakah kita akan melihat Tuhan kita nanti pada hari kiamat?" Kemudian Rasulullah SAW. menjawab, "Apakah kamu pernah terhalang mendung untuk melihat bulan purnama?" Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi, "Apakah kamu pernah terhalang untuk melihat matahari sewaktu tidak ada mendung?" Mereka menjawab, "Tidak." Beliau bersabda, "Demikian pula kamu melihat-Nya. Allah akan menghimpun manusia nanti pada hari kiamat, lalu berfirman, "Barang siapa menyembah matahari, dia mengikuti matahari, barang siapa menyembah bulan, dia mengikuti bulan, dan barang siapa menyembah berhala, dia mengikuti berhalanya."' Dan tinggallah umat (Muhammad) ini, termasuk di dalamnya orang munafik, lalu Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang tidak mereka kenali, Kemudian Dia berfirman, "Aku Tuhanmu!" Kemudian mereka menjawab, "Kami berlindung kepada Allah darimu, inilah tempat kami sehingga Tuhan yang telah kami kenal itu datang (membawa kami)." Kemudian Allah datang lagi dalam bentuk yang mereka kenali, lalu Dia berfirman, "Aku Tuhanmu!" Lalu mereka berkata, "Engkaulah Tuhan kami." Lamu mereka mengikuti-Nya. Setelah itu, dipancangkanlah titian di tengah api Jahanam. Jadi, aku dan umatkulah yang mula-mula melintasinya dan tak seorang pun yang diperkenankan berbicara waktu itu, kecuali rasul-rasul Allah. Doa rasul-rasul Allah ketika itu, "Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah!" Di Neraka Jahanam itu terdapat banyak pengait besi seperti duri pohon Sa'dan. "Pernahkah kamu melihat pohon Sa'dan?" Mereka menjawab, "Ya, kami pernah melihatnya wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Pengait besi itu seperti duri pohon Sa'dan, namum besarnya hanya Allah yang mengetahui. Pengait itu akan menyambar orang-orang sesuai dengan amal perbuatannya. Oleh karena itu, orang Mukmin akan selamat karena amalnya, dan ada pula yang terkait ke dalam api neraka sampai akhirnya akan diselamatkan. Ketika Allah telah selesai mengadili hamba-hamba-Nya dan Dia hendak mengeluarkan dengan rahmat-Nya siapa saja yang dikehendaki-Nya dari neraka, Dia memerintahkan malaikat-malaikat untuk mengeluarkan yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Alah dengan suatu apa pun, yaitu yang Dia kehendaki untuk mendapatkan rahmat-Nya, mereka adalah orang-orang yang mengucapkan, 'La ilaha illahllah - Tiada tuhan selain Allah.' Malaikat itu dapat mengenali mereka dalam api karena bekas sujud di wajah mereka, yang tidak dapat dimakan api,  yang memang, Allah telah mengharamkan api untuk memakan bekas-bekas sujud. setelah malaikat mengeluarkan mereka yang telah hangus itu, dituangkanlah air hidup43 kepada mereka, lalu tumbuhlah mereka sebagaimana tumbuhnya biji di tanah endapan air bah. Setelah Allah selesai mengadili hamba-hamba-Nya, ada lagi seorang laki-laki yang menghadapkan wajahnya kepada api neraka, yaitu orang terakhir yang akan memasuki surga. Orang itu berkata, 'Wahai Tuhanku, palingkanlah wajahku dari api neraka karena baunya meracuni aku dan nyalanya menghanguskan aku.' Orang itu terus-menerus berdoa kepada Allah sehingga Allah berfirman, 'Apakah kiranya kamu akan memohon yang lain kalau Aku kabulkan permohonanmu?' Orang itu menjawab, 'Aku tidak akan memohon yang lain.' Demikianlah orang itu mengajukan berbagai macam janji kepada Tuhannya. Kemudian Allah memalingkan wajahnya dari api neraka dan dihadapkanlah wajahnya itu kepada surga sehingga dia melihatnya. Setelah itu, tertegunlah orang itu cukup lama, lalu berkata, 'Wahai Tuhanku, majukanlah aku ke dekat pintu surga.' Allah menjawab, 'Bukankah kamu telah mengajukan berbagai janji kepada-Ku bahwa kamu tidak akan memohon selain yang telah Aku berikan kepadamu? Celakalah kamu wahai anak Adam, suka sekali kamu menyalahi janji.' Orang itu lalu berkata kepada Allah bahwa dia tidak akan menyalahi janjinya serta berdoa lagi kepada Allah, sampai Allah berfirman lagi, 'Apakah kiranya kamu akan memohon yang lain setelah aku kabulkan permintaanmu itu?' Orang itu menjawab, 'Tidak, demi kemuliaan-Mu, aku tidak akan meminta yang lain.' Orang itu mengajukan berbagai macam janji lagi kepada Tuhannya. Kemudian Allah mendekatkan orang itu ke pintu surga. Setelah itu, dia berdiri di pintu surga, dan terbukalah surga itu dengan luas sehingga dia dapat melihat kenikmatan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya, lalu dia terdiam (tercengang) cukup lama, kemudian berkata, 'Wahai Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga.' Kemudian Allah berfirman, 'Bukankah kamu telah mengajukan berbagai janji kepada-Ku bahwa kamu tidak akan memohon selain yang telah Aku berikan kepadamu? Celaka kamu wahai anak Adam, suka sekali kamu menyalahi janji!' Lalu orang itu berkata,Wahai Tuhanku, janganlah aku sampai menjadi makhluk-Mu yang paling celaka!' Demikianlah orang itu terus-menerus memohon kepada Allah sehingga Allah 'Azza wa Jalla  tertawa (menyenanginya) terhadap orang itu. Jadi, jika Allah tertawa terhadap orang itu, Dia berfirman, 'Masuklah kamu ke dalam surga!' Setelah dia memasukinya, Allah berfirman lagi, 'Puaskanlah hatimu dengan kenikmatan surga ini!' Lalu dia memohon kepada Tuhannya dengan sepuas-puasnya sehingga Allah mengingatkan kepadanya dengan segala macam apa pun, Setelah orang itu merasa puas, Allah SWT. berfirman kepadanya. 'Itu bagimu dan juga yang sama lagi dengannya.''' 'Atha' bin Yazid berkata, "Dan Abu Sa'id Al-Khudri saat itu bersama Abu Hurairah dan dia tidak menyangkal hadis Abu Hurairah r.a. Oleh karena itu, sewaktu Abu Hurairah r.a. meriwayatkan hadis ini bahwa Allah SWT. berfirman kepada orang itu, 'Itu bagimu ditambah lagi nikmat lain yang seperti itu pula,' Abu Sa'id r.a. berkata kepadanya, "Wahai Abu Hurairah, ditambah sepuluh kali lipatnya untuk orang itu!" Abu Hurairah r.a. menjawab, "Saya hanya hafal sabda Rasulullah SAW., 'Itu adalah milikmu dan ditambah lagi nikmat lain yang seperti itu pula.''' Abu Sa'id r.a. berkata lagi, "Saya bersaksi bahwa saya hafal sabda Rasulullah SAW.,       'Itu adalah milikmu dan ditambah lagi sepuluh kali lipatnya."' Abu Hurairah r.a. berkata, "Dan lelaki itulah orang terakhir yang memasuki surga." (1: 112 - 114 - S.M.)
____________
(43) Kepada orang Mukmin yang baru saja dikeluarkan dari api neraka setelah hangus dimakan api karena dosanya, untuk hidup kembali setelah dituanginya.

Thursday 23 August 2012

Bab: 2 - Tentang Melihat Allah Jalla Jalaluh

( 85 ) Diriwayatkan dari Abu Musa r.a.: Rasulullah SAW. pernah berdiri di tengah-tengah kami menjelaskan lima pokok pembicaraan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya, Allah tidak tidur dan tidak patut bagi-Nya untuk tidur; Dia yang menurunkan dan menaikkan kadar timbangan amal hamba-Nya; kepada-Nyalah diangkat amal hamba-Nya yang malam hari sebelum amal yang siang hari; dan juga amal yang siang hari sebelum amal yang malam harinya; tirai Allah adalah cahaya (dalam riwayat lain, api). Jika Allah menyingkap tirai-Nya, cahaya Zat Allah itu akan menghanguskan semua makhluk-Nya." (1: 111 - S.M.)

Wednesday 22 August 2012

Bab: 1 - Tentang Melihat Allah Jalla Jalaluh

( 84 ) Diriwayatkan dari Masruq: Saya pernah duduk bersandar di rumah 'A'isyah, lalu dia ('A'isyah) berkata, "Wahai Abu 'A'isyah34, ada tiga perkara, barang siapa berkata dengan salah satu darinya, berarti dia telah berdusta besar terhadap Allah." Saya bertanya, "Apa tiga perkara itu?" 'A'isyah menjawab, "Mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, berarti dia telah melakukan kebohongan yang besar." Masruq berkata, "Waktu itu saya sedang bersandar, lalu saya duduk dan berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Tunggu, jangan tergesa-tesa, bukankah Allah SWT. berfirman, Dan sesungguhnya Muhammad itu telah milihat Jibril di ufuk yang terang35 dan firman-Nya, Dan sesungguhnya Muhammad itu telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain36?"' 'A'isyah r.a. menjawab, "Aku adalah orang pertama dari umat ini yang bertanya tentang hal itu kepada Rasulullah SAW." Lalu beliau menjawab, "Dia itu adalah Jibril .a.s. yang belum pernah aku melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali hanya dua kali itu aku melihatnya turun dari langit. Bentuk kejadian aslinya yang agung itu menutupi ruangan antara langit dan bumi." Kemudian 'A;isyah r.a. berkata, "Apakah engkau tidak pernah mendengar Allah SWT. berfirman, Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui37. Apakah engkau (juga) tidak mendengar Allah SWT. berfirman, Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana38." 'A'isyah r.a. berkata, "Barang siapa mengatakan bahwa Rasulullah SAW. menyembunyikan sesuatu dari Kitabullah, berarti dia telah berdusta besar. Allah berfirman, Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya39." 'A'isyah berkata, "Barang siapa mengatakan bahwa beliau mengungkapkan berita yang terjadi besok, berarti dia telah berdusta besar. Allah berfirman, Katakanlah, 'Tiada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah'40. Dawud41 menambahkan bahwa 'A;isyah r.a. berkata, "Andaikan Muhammad SAW. menyembunyikan sesuatu yang telah diturunkan kepadanya. dia pasti menyembunyikan ayat ini, Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya (Zaid), 'Tahanlah (jangan menceraikan) isterimu (Zainab binti Jahsy) dan bertakwalah kepada Allah,' padahal kamu menyembunyikan sesuatu dalam dirimu itu yang Allah akan menampakkannya, dan kamu takut kepada manusia, padahal Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti42." (1: 110 - S.M.)
___________
(34) Gelar Masruq, dia seorang tabiin mulia, diberi nama Masruq karena waktu kecilnya hilang dicuri orang, kemudian didapatkan kembali. Dia wafat pada 63 H.
(35) QS Al-Takwir (81): 23.
(36) QS Al-Najm (53): 13.
(37) QS Al-An'am (6): 103.
(38) QS Al-Syura 942): 51.
(39) QS Al-Ma'idah (5): 67.
(40) QS Al-Naml (27): 65.
(41) Dawud bin Abi Hind adalah perawi hadis yang menerimanya dari Sya'bi. Akan tetapi, sebenarnya yang menambahkannya ini adalah 'Abd Al-Wahhab bin 'Abd Al-Majid Al-Tsaqafi Al-Bashri.
(42) QS Al-Ahzab (33): 37.

Tuesday 21 August 2012

Bab: 2 - Tentang Firman Allah Ta'ala, Maka Jadilah Dia (Jibril) Dekat (pada Muhammad Sejarak) Dua Ujung Busur Panah atau Lebih Dekat (Lagi)

( 83 ) Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas r.a.: Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya32, dan, Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain33. Ibn 'Abbas r.a. berkata, "Beliau melihatnya dengan hatinya sebanyak dua kali." (1: 109 - 110 - S.M.)
_________
(32) QS Al-Najm (53): 11.
(33) QS Al-Najm (53): 13.

Bab: 1 - Tentang Firman Allah Ta'ala, Maka Jadilah Dia (Jibril) Dekat (pada Muhammad Sejarak) Dua Ujung Busur Panah atau Lebih Dekat (Lagi)

( 82 ) Diriwayatkan dari Syaibani: Saya bertanya kepada Zirr bin Hubaisy tentan firman Allah, Maka jadilah dia (Jibril) dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)31. Lalu dia menjawab, "Ibn Mas'ud r.a. memberitahukan kepada saya bahwa Nabi SAW. melihat Jibril a.s. mempunyai enam ratus sayap." (1: 109 - S.M.)
_________
(31) QS Al-Najm (53): 9.

Bab: Penghabisan Perjalanan Nabi SAW. di Sidratul Muntaha dalam Isra'

( 81 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.: Sewaktu Rasulullah SAW. di-isra'-kan, perjalanan terakhir beliau adalah di Sidratul Muntaha, yaitu di langit yang keenam. Ke situlah batas terakhir segala yang naik dari bumi, dan ke situlah batas terakhir segala yang turun dari atasnya. Lalu beliau membaca, "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.30 Yaitu kupu-kupu yang terbuat dari emas; lalu Rasulullah SAW. diberi tiga macam, yaitu Shalat lima waktu, ayat-ayat penghabisan Surah Al-Baqarah, dan ampunan bagi umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, yaitu dosa-dosa besar yang dapat menjerumuskannya ke dalam api." (1: 109 - S.M.)
___________
(30) QS Al-Najm (53): 16.

Bab: Nabi SAW. Mengimami Nabi-Nabi yang Lain

( 80 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Ketika aku di Hijr, orang-orang Quaraisy bertanya kepadaku tentang perjalanan malamku (isra'), yaitu tentang banyak hal yang ada, antara lain tentang Baitul Maqdis yang belum sempat aku hafal sepenuhnya sehingga aku menjadi susah karenanya, belum pernah aku sesusah itu. Lalu Allah mendatangkannya kepadaku sehingga aku dapat melihatnya dan dapat kujawab pertanyaan mereka yang diajukan kepadaku. Di sana aku melihat jamaah nabi, di antara mereka adalah Musa a.s. yang sedang mengerjakan shalat; dia adalah seorang laki-laki ramping yang berambut keriting, dia seperti orang Syanu'ah. Dan aku melihat 'Isa bin Maryam sedang berdiri mengerjakan Shalat, dan orang yang paling menyerupainya adalah 'Urwah bin Mas'ud Al-Tsaqafi. Dan aku melihat Ibrahim a.s. sedang berdiri mengerjakan shalat, sedangkan orang yang paling menyerupainya adalah sahabat kamu ini (yang beliau maksudkan adalah diri beliau sendiri). Kemudian setelah sampai waktunya shalat berjamaah, aku yang menjadi imam mereka. Setelah aku mengerjakan shalat, ada seseorang menyapa, "Wahai Muhammad, inilah Malik penjaga neraka, berilah salam kepadanya!" Lalu aku menoleh kepadanya, tetapi dia memberi salam lebih dahulu kepadaku. (1: 108 - 109- S.M.)

Monday 20 August 2012

Bab: Nabi SAW. Bercerita tentang Nabi 'Isa Al-Masih a.s. dan Dajjal

( 79 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar r.a.: Pada suatu hari, Rasulullah pernah menyebut Dajjal Al-Masih di tengah-tengah orang banyak. Beliau bersabda, "Sesungguhnya, Allah SWT. tidak buta sebelah. Ketahuilah bahwa Dajjal Al-Masih matanya yang sebelah kanan buta, dan mata kirinya seperti sebutir biji buah anggur yang mengapung (melotot)." Selanjutnya, 'Abdullah bin 'Umar mengatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Tadi malam aku bermimpi, di dekat ka'bah ada seorang laki-laki yang berkulit sawo matang, seperti orang yang paling tampan di antara orang yang berkulit sawo matang yang pernah kamu lihat, rambutnya sampai di antara kedua pundaknya, kepalanya meneteskan air, dia memegang pundak dua orang laki-laki dan berthawaf di Baitullah sambil diapit keduanya. Aku bertanya, "Siapakah ini?" Mereka menjawab, "Dia adalah 'Isa Al-Masih, putra Maryam." Lalu aku melihat seorang laki-laki di belakangnya, rambutnya sangat keriting, mata kanannya buta, orang yang pernah aku lihat yang sangat menyerupainya adalah Ibn Qathan, dia memegang pundak dua orang laki-laki sambil berthawaf di Baitullah. Kemudian aku menanyakan, "Siapakah ini?" Mereka menjawab, "Ini adalah Dajjal Al-Masih." (1: 107 - S.M.)

Bab: 2 - Nabi SAW. Berkisah tentang Nabi-Nabi Lain

( 78 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Sewaktu aku melakukan perjalanan malam hari (isra'), aku bertemu dengan Musa a.s. (Nabi SAW. menerangkan sifat-sifatnya). Dia berbadan langsing, rambutnya berombak, seakan-akan seorang Syanu'ah. Dan aku juga bertemu dengan Isa a.s. (Nabi SAW. menerangkan sifatnya). Dia berbadan sedang (Tidak tinggi dan tidak pendek), berkulit pirang seperti yang baru keluar dari kamar mandi. Dan aku bertemu pula dengan Ibrahim a.s. dan akulah cucunya yang paling menyerupainya. Lalu aku diberi dua buah bejana, yang satu berisi susu dan yang lain berisi tuak. Dia mengatakan kepadaku, "Ambillah sekehendakmu!'' Aku mengambil yang berisi susu, lalu aku meminumnya. Dia berkata, "Telah ditunjukkan kepadamu fitrah. Andaikan engkau mengambil yang berisi tuak, pasti umatmu banyak yang akan suka mabuk-mabukan." (1: 106 - 107 - S.M.)

Bab: 1 - Nabi SAW. Berkisah tentang Nabi-Nabi Lain

( 77 ) Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas r.a.: Kami berjalan bersama Rasulullah SAW. antara Mekkah dan Madinah, lalu kami melewati sebuah lembah. Setelah itu, beliau menanyakannya. "Lembah apakah ini?" mereka menjawab, "Lembah Azraq." Lalu beliau bersabda, "Seolah-olah aku melihat Musa a.s. (beliau menyebutkan warna kulitnya dan rambutnya, hanya saja, Dawud bin Abi Hind, perawi hadis ini, tidak ingat) sedang meletakkan kedua jarinya ditelinganya dan membaca talbiyah dengan nyaring kepada Allah SWT. sambil melewati lembah ini." Ibn 'Abbas r.a. berkata, "Kemudian setelah kami meneruskan perjalan hingga kami sampai di suatu bukit, beliau bertanya, "Bukit apakah ini?" Mereka menjawab, "Bukit Harsya atau Laft."29 Lalu beliau bersabda, "Aku seolah-oleh melihat Yunus a.s. sedang mengendarai unta merah, memakai jubah wol, tali kekangnya dari serabut, di melalui lembah ini sambil membaca talbiyah." (1: 106 - S.M.)
_________
(29) Nama sebuah bukit di jalan menuju Syam dan Madinah dekat Juhfah yang terletak antara Mekkah dan Madinah.

Bab: Isra' Nabi SAW. dan Difardukannya Shalat

( 76 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Rasalullah SAW. bersabda, "Didatangkan kepadaku buraq, yaitu seekor binatang putih panjang, lebih besar daripada keledai, tetapi lebih kecil daripada baghal27. Buraq itu (kalau berjalan) melompat sejauh pandangan matanya, sejauh itu pula ia meletakkan kakinya. Kemudian setelah aku menungganginya sampai ke Baitul Maqdis, aku tambatkan buraq itu di samping pintu, tempat tambatan kendaraan nabi-nabi sebelumku. Setelah itu, aku memasuki masjid dan mengerjakan shalat dua rakaat. Kemudian setelah aku keluar, Jibril a.s. mendatangiku dengan membawa sebuah bejana berisi arak dan sebuah lagi berisi susu, tetapi aku memilih yang berisi susu." Kemudian Jibril a.s. berkata, "Engkau telah memilih fitrah28." Kemudian buraq membawa kami naik ke atas langit; Jibril a.s. meminta dibukakan pintu. Dia ditanya, "Siapakah kamu?" Jibril a.s. menjawab, "Jibril." Dia ditanya lagi, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Dia ditanya lagi, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia telah diutus." Setelah itu, kami dibukakan pintu, ternyata di sana aku bertemu dengan Adam, lalu dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu, buraq membawa kami naik lagi ke atas langit yang kedua. Lalu Jibril a.s. minta dibukakan pintu. Jibril ditanya, "Siapakah Kamu?" Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana aku bertemu dengan dua orang putra bibiku, yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya. Mereka mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu, buraq membawa kami naik ke atas langit yang ketiga. Jibril a.s. minta dibukakan pintu, kemudian Jibril a.s. ditanya, "Siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya lagi, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana aku bertemu dengan Nabi Yusuf a.s. yang telah dianugerahi separuh rupa keindahan. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu, buraq membawa kami naik lagi ke atas langit yang keempat. Jibrila.s. minta dibukakan pintu, kemudian Jibril a.s. ditanya, 'Siapakah kamu"' Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana aku bertemu dengan Idris a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman, Dan kami telah mengangkatnya (Idris a.s.) ke martabat yang tinggi (QS Maryam [19|:57]. Setelah itu, buraq membawa kami naik lagi ke langit yang kelima. Jibril a.s. minta dibukakan pintu. Jibril a.s. ditanya, "Siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana aku bertemu dengan Harun a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu, buraq membawa kami naik lagi ke atas langit yang keenam. Jibril a.s. minta dibukakan pintu. Jibril a.s. ditanya, "Siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya. "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana saya bertemu dengan Musa a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu, buraq membawa kami naik ke atas langit yang ketujuh. Jibril a.s. minta dibukakan pintu, kemudian Jibril a.s. ditanya, "Siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Jibril." Jibril ditanya lagi, "Bersama siapakah kamu?" Jibril menjawab, "Bersama Muhammad." Jibril ditanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jibril menjawab, "Ya, dia sudah diutus." Lalu kami dibukakan pintu, di sana aku bertemu dengan Ibrahim a.s. yang sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur. Baitul Makmur ini, setiap hari dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan malaikat-malaikat itu tidak pernah kembali lagi. Setelah itu, aku dibawa ke Sidratul Muntaha yang daunnya seperti bentuk daun telinga gajah, sedangkan buahnya sebesar tempayan. Dengan perintah Allah, pohon besar itu (Sidratul Muntaha) berubah sehingga tak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menyifatkannya karena keindahannya. Lalu Allah memberi wahyu kepadaku; Dia mewajibkan shalat fardu lima puluh kali dalam sehari-semalam. Setelah itu, aku turun dan bertemu dengan Musa a.s., lalu dia bertanya, "Apa sajakah yang telah diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?" Aku menjawab, "Lima puluh kali shalat." Musa a.s. berkata, "Kembalilah kepada Tuhanmu, lalu mintalah keringanan kepada-Nya karena umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya. Sesungguhnya, saya benar-benar telah mencobanya kepada Bani Israil." Kemudian aku kembali kepada Tuhanku dan berkata, "Wahai Tuhan, berilah keringanan untuk umatku." Kemudian dipotonglah lima kali shalat. Lalu aku turun lagi dan bertemu Musa a.s. dan aku mengatakan kepadanya bahwa Tuhanku telah mengurangi untukku lima kali. Musa a.s. berkata, "Sungguh, umatmu tidak akan mampu melaksanakannya, kembalilah engkau kepada Tuhanmu, lalu mintalah kepada-Nya keringanan." Beliau bersabda, "Lalu aku berkali-kali kembali antara Tuhanku dan Musa a.s. sehingga Dia berfirman, Wahai Muhammad, semuanya itu lima kali dalam sehari semalam, untuk setiap kali shalat mempunyai pahala sepuluh kali shalat, karena itu semuanya mempunyai pahala lima puluh kali shalat. Barang siapa berniat melaksanakan kebaikan, tetapi tidak jadi melaksanakannya, dicatatlah bagi orang itu sebuah amal kebajikan. Jika dia melaksanakannya, dicatatlah baginya sepuluh amal kebajikan. Barang siapa bernait mengerjakan amal kejelekan, tetapi dia tidak jadi melaksanakannya, tidak dicatat apa-apa. Jika sampai melaksanakannya, dicatat sebuah kejelekan baginya. Selanjutnya beliau bersabda, "Lalu aku turun dan ketika aku bertemu dengan Musa a.s., aku memberitahukan hal itu kepadanya. Musa berkata, "Kembalilah engkau kepada Tuhanmu, lalu mohonlah keringanan kepada-Nya." Rasulullah SAW. berkata, "Aku berkata kepadanya, 'Aku sudah (berkali-kali) kembali kepada Tuhanku sampai aku malu kepada-Nya."' (1: 99 - 101 - S.M.)
____________
(27) Anak dari hasil keledai dan kuda
(28) Maksud fitrah di sini adalah Islam dan istiqamah. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 212.

Sunday 19 August 2012

Bab: Fase Turunnya Wahyu Allah

( 75 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Allah 'Azza wa Jalla menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW. secara bertubi-tubi dari sebelum beliau wafat sampai beliau wafat, dan paling banyak turunnya wahyu adalah pada hari Rasulullah SAW. wafat. (8: 238 - S.M.)

Bab: 2 - Tahap Awal Turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW.

( 74 ) Diriwayatkan dari Yahya: Saya bertanya kepada Abu Salamah r.a., "Ayat apakah yang pertama kali diturunkan?" Abu Salamah menjawab, "Ya ayyuhal muddatstsir - Wahai orang-orang yang berselimut." Lalu saya mengatakan, "Bukankah Iqra'?" Abu Salamah menjawab, "Saya sudah menanyakan hal itu kepada Jabir bin 'Abdillah, 'Ayat yang manakah yang pertama kali diturunkan?''' Dia menjawab, "Ya ayyuhal muddastsir." Lalu saya menanyakan kepadanya, "Bukankah Iqra'?" Jabir berkata, "Saya akan menceritakan kepadamu apa yang diceritakan Rasulullah SAW. kepada kami," beliau bersabda, "Aku berkhalwat selama sebulan di gua Hira', ketika pulang, aku melewati tengah lembah, lalu di sana aku dipanggil. Kemudian aku melihat ke muka, belakang, kanan, dan kiriku, tetapi tak seorang pun yang aku lihat, lalu aku dipanggil lagi, aku pun menengadahkan kepalaku, ternyata aku melihatnya di arasy, yaitu Jibril a.s., aku menjadi sangat gemetar, lalu aku mendatangi Khadijah seraya berkata, 'Selimutilah aku,' Kemudian diselimutilah aku serta dituangi air. Setelah itu Allah menurunkan ayat,  Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah"26 (1: 99 - S.M.)
___________
(26) Surah Al-Muddatstsir (74): 1-5. Ayat ini diturunkan sesudah Fatratir Wahyu, yaitu sesudah surah "Iqra'''. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 207.

Bab: 1 - Tahap Awal Turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW.

( 73 ) Diriwayatkan dari 'Urwah bin Zubair r.a. bahwa 'A'isyah, istri Nabi SAW., memberitahukan kepadanya, "Awal wahyu yang datang kepada Rasulullah SAW. adalah berupa mimpi yang benar pada wakti tidur; jika beliau bermimpi, biasanya mimpi itu terlihat jelas secerah sinar pada pagi hari, kemudian beliau senang menyendiri, beliau biasa berkhalwat di gua Hira'22, yaitu beribadah dalam beberapa malam tertentu23 sebelum pulang ke rumah keluarga beliau untuk bawa bekal secukupnya. Setelah habis, beliau pulang ke rumah Khadijah r.a. untuk mengambil bekal seperti semula untuk masa berikutnya, sampai beliau dikejutkan dengan kebenaran pada waktu beliau di gua Hira', yaitu tiba-tiba malaikat mendatangi beliau dan berkata, 'Bacalah!' Beliau menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Nabi SAW. bersabda, 'Lalu malaikat itu mendakapku kuat-kuat sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas'. Setelah itu, dilepaslah aku, lalu malaikat itu berkata lagi, 'Bacalah!' Lalu aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian malaikat itu mendakapku lagi kuat-kuat untuk kedua kalinya sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas.' Setelah itu, dilepaskanlah aku dan malaikat itu berkata lagi, 'Bacalah!' Lalu aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Kemudian malaikat itu mendakapku kuat-kuat untuk yang ketiga kalinya sehingga aku benar-benar tidak bisa bernapas; setelah itu, dilepaskanlah aku dan malaikat itu berkata, 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'24 Setelah itu, Rasulullah SAW. pulang dalam keadaan gemetar ketakutan menuju Khadijah (istri beliau) dengan membawa ayat-ayat tersebut, lalu beliau berkata kepadanya, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Kemudian diselimutilah beliau sehingga tenang kembali. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, 'Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku?' Kemudian beliau menceritakan apa yang baru beliau alami dan berkata, 'Sungguh, aku merasa cemas atas diriku.' Khadijah r.a. menjawab, 'Tidak, bergembiralah, demi Allah, Dia tidak akan menghina engkau selama-selamanya karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, berkata benar, menolong orang yang tertimpa kesusahan, menghormati tamu, dan membela orang yang kesulitan untuk menegakkan perkara kebenaran.' Setelah itu, Khadijah membawa beliau kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abd Al-'Uzza, yaitu sepupu Khadijah putra saudara ayahnya, seseorang yang beragama Nasrani sejak zaman jahiliah; dia pandai menulis huruf Arab dan biasa menulis Injil dalam bahasa Arab25, dia seorang laki-laki tua yang sudah buta. Lalu Khadijah berkata kepadanya, 'Wahai pamanku! Dengarkahlah berita dari anak saudara mu ini!' Waraqah berkata, 'Ada apakah wahai anak saudaraku?' Lalu  Rasulullah SAW. memberitahukan kepadanya hal yang dilihatnya. Waraqah berkata kepada beliau, 'Inilah malaikat Jibril yang telah diutus kepada Musa bin Imran a.s. Aduhai, sekiranya aku masih gagah perkasa (muda), dan aku masih hidup sewaktu kaummu mengusirmu.' Rasulullah SAW. bertanya, 'Apakah kaumku nanti akan mengusirku?' Waraqah menjawab, 'Ya, siapa pun yang diberi wahyu sepertimu ini, pasti dia akan dimusuhi, andaikan aku berusia panjang sampai harimu itu, aku pasti akan membelamu dengan sekuat tenagaku''' (1: 97 - 98 S.M.)
____________
(22) Hira' adalah nama sebuah gunung sejauh 3 mil atau 4 km dari Makkah, sebelah kiri jalan menuju Mina dari Makkah. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 198.
(23) Selama sebulan Ramadhan, menurut riwayat Ibn Ishaq. Fath Al-Bari I, 17.
(24) Surah Al-Alaq (96): 1-5
(25) Dalam Sahih Al-Bukhari dijelaskan bahwa dia menulis Injil, sebagian lembarannya dengan bahasa Arab dan sebagian lagi dengan bahasa Ibrani. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 203.

Bab: Islam pada Mulanya Asing dan Akan Kembali Asing seperti Semula, dan Akan Berkumpul antara Dua Masjid

( 72 ) Diriwayatkan dari Ibn 'Umar r.a., dari Nabi SAW.: Beliau bersabda, "Sesungguhnya, Islam pada mulanya adalah asing dan akan kembali asing seperti semula, dan akan kembali berkumpul antara dua masjid (Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), sebagaimana kembalinya ular ke dalam lubangnya." (1: 90 - S.M.)

Bab: Waspada dari Bencana

( 71 ) Diriwayatkan dari Hudzaifah r.a.: Kami pernah berkumpul bersama Rasulullah SAW., lalu beliau bersabda, "Hitunglah, berapa banyak jumlah orang Islam?" Kami menjawab, "Wahai Rasulullah, apakah engkau mengkhawatirkan kami, padahal kami berjumlah enam ratus sampai tujuh ratus orang?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya, kamu tidak mengetahui bencana yang akan menimpa kamu." Hudzaifah berkata, "Setelah beberapa lama, ternyata kami ditimpa bencana sehingga ada salah seorang dari kami yang mengerjakan shalat dengan sembunyi-sembunyi (1: 91 - S.M.)

Bab: Barang Siapa Beramal Baik pada Masa Jahiliah, kemudian Masuk Islam

( 70 ) Diriwayatkan dari 'Urwah bin Zubair bahwa Hakim bin Hizam memberitahukan kepadanya bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW., "Bagaimanakah semua perkara ibadat yang pernah saya lakukan pada masa jahiliah, seperti sedekah, memerdekakan hamba sahaya, menyambung tali persaudaraan (silaturahmi), apakah semua itu akan mendapat pahala?" Beliau menjawab, "Kamu masuk Islam beserta amal kebaikan-mu yang telah lalu itu." (1: 79 - S.M.)

Bab: Orang Islam Adalah yang Orang-Orang Islam Lainnya Selamat dari Kejahatannya

( 69 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash r.a.: Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW., "Orang Islam yang bagaimanakah yang paling baik?" Beliau menjawab, "Orang Islam yang orang-orang Islam lainnya selamat dari kejahatan lisannya dan tangannya." (1: 48 - S.M.)

Saturday 18 August 2012

Bab: 2 - Jika Salah Seorang dari Kamu Memperbagus Keislamannya, Setiap Amal Kebaikannya Dicatat Sepuluh Kali Lipat

( 68 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya, Allah mengampuni suara hati jahat umatku selagi dia tidak mengucapkan atau melaksanakannya." (1: 81 - S.M.)

Bab: 1 - Jika Salah Seorang dari Kamu Memperbagus Keislamannya, Setiap Amal Kebaikannya Dicatat Sepuluh Kali Lipat

( 67 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla berfirman, Apabila hamba-Ku berniat hendak mengerjakan suatu amal kebaikan, aku tuliskan satu kebaikan (pahala) kepadanya selagi dia belum mengerjakannya; apabila dia sudah mengerjakannya, Aku tulis sepuluh kali lipatnya. Apabila dia berniat hendak mengerjakan amal kejelekan, Aku ampuni niatnya itu selagi dia belum melaksanakannya, apabila dia mengerjakannya, Aku tuliskan satu kejelekan yang sama untuknya." Lalu Rasulullah SAW. bersabda, "Malaikat berkata, 'Wahai Tuhan, hamba-Mu itu hendak mengerjakan kejahatan, padahal Allah lebih mengetahuinya,' Allah menjawab, "Awasilah dia, kalau dia mengerjakannya, tulislah sekali yang setimpal, dan jika dia tidak jadi mengerjakannya, tulislah baginya satu amal kebaikan, karena dia meninggalkannya hanya karena takut kepada-Ku." Lalu Rasulullah SAW. bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu memperbagus keislamannya, setiap satu amal kebaikannya yang dia kerjakan dicatat sepuluh kali lipatnya, bahkan sampai tujuh ratus kali lipatnya, sedangkan amal kejelekan yang dikerjakannya dicatatkan satu kali yang setimpal dengannya sampai dia menghadap Allah." (1: 82 - S.M.)

Bab: Mencaci Maki Orang Islam Adalah Perbuatan Fasik dan Membunuhnya Adalah Kafir

( 66 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.: " Rasulullah SAW. bersabda, "Mencaci maki orang Islam adalah perbuatan fasik, sedangkan membunuhnya adalah kafir." (1: 58 - S.M.)

Bab: Barang Siapa Berbuat baik Setelah Masuk Islam, Dia Tidak Akan Disiksa karena Perbuatan Buruknya pada Masa Jahiliah

( 65 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.: Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW., "Wahai Rasulullah, apakah kami akan disiksa karena perbuatan kami pada masa jahiliah?" Beliau menjawab, "Orang yang berbuat baik setelah masuk Islam tidak akan disiksa karena perbuatan pada masa jahiliah, tetapi orang yang berbuat jahat akan disiksa karena perbuatannya pada masa jahiliah dan pada masa Islam." (1: 77 - S.M.)

Bab: Islam, Haji, dan Hijrah Meruntuhkan Dosa-Dosa Sebelumnya

( 64 ) Diriwayatkan dari Ibn Syumasah Al-Mahri r.a.: Kami pergi mendatangi 'Amr bin "Ash r.a. sewaktu menjelang kematiannya. Dia menangis cukup lama dan memalingkan wajahnya ke dinding. Lalu anaknya berkata, "Wahai ayah, bukankah Rasulullah SAW. telah memberi kabar gembira kepadamu dengan anu?" "Bukankah Rasulullah SAW. telah memberi kabar gembira kepadamu dengan anu?" 'Amr bin 'Ash r.a. lalu menghadapkan wajahnya kepadanya seraya berkata, "Sesungguhnya, bekal kita yang paling utama yang kita siapkan adalah kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sungguh, aku ini sudah mengalami tiga tahap pengalaman hidup, yaitu tidak ada seorang pun yang lebih membenci Rasulullah SAW. daripadaku, dan tidak ada yang paling aku inginkan melainkan aku dapat membunuhnya; andaikan aku mati dalam keadaan seperti itu, pasti aku menjadi ahli neraka." Setelah Allah memancarkan sinar Islam ke dalam hatiku, aku mendatangi Nabi SAW., lalu aku mengatakan, "Ulurkanlah tangan kanan engkau,aku hendak berbajat kepada engkau." Lalu beliau mengulurkannya; tetapi aku segera menarik kembali tanganku. Beliau bertanya, "Apakah yang terjadi denganmu wahai 'Amr?" Aku menjawab, "Aku hendak masuk Islam, tetapi aku hendak memberi syarat." Beliau bertanya, "Syarat apakah itu?" Aku menjawab, "Dosaku dapat diampuni." Beliau bersabda, "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Islam itu meruntuhkan dosa-dosa sebelumnya? Hijrah meruntuhkan dosa-dosa sebelumnya? Dan haji meruntuhkan dosa-dosas sebelumnya?" Setelah itu, tak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah SAW. dan tak ada seorang pun yang lebih mulia di mataku daripada beliau, dan aku tidak mempu memandang beliau berlama-lama karena keagungan beliau; andaikan aku diminta untuk menerangkan sifat beliau, aku tidak mampu menerangkannya karena aku tidak pernah memandang beliau berlama-lama; andaikan aku mati dalam keadaan seperti itu, aku berharap dapat menjadi penghuni surga. Setelah itu, banyak kejadian yang kami lewati dan aku tidak mengetahui bagaimana keadaanku di dalamnya. Oleh karena itu, kalau aku mati, jangan ada seorang pun yang mengiringiku dengan ratapan dan jangan pula dengan api; apabila kamu menguburku, ratakanlah tanah kuburanku, kemudian berdiamlah kamu sebatas lamanya kamu menyembelih unta dan membagikan dagingnya hingga aku dapat merasa lega karenamu, dan aku menimbang-nimbang dan berpikir, apa yang akan aku jawabkan kepada malaikat utusan Allah kepadaku (Munkar dan Nakir, penanya mayat dalam kubur. (1: 78 - 79 - S.M.)

Bab: Perbuatan Apakah yang Paling Baik dalam Islam?

( 63 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin'Amr r.a.: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW., "Perbuatan apakah yang paling baik dalam Islam?" Beliau menjawab, "Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal." (1: 47 - S.M.)

Bab: Lima Rukun Islam

( 62 ) Diriwayatkan dari Ibn 'Umar r.a., dari Nabi SAW.: Beliau bersabda, "Islam didirikan atas lima perkara, yaitu mengesakan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan puasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji." Lalu ada seorang laki-laki bertanya, "Bukankah berhaji (dahulu) lalu berpuasa pada bulan Ramadhan?" Ibn 'Umar menjawabnya, "Tidak, berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu berhaji. Demikianlah saya mendengarnya dari Rasulullah SAW." (1: 34 - S.M.)

Bab: Sekitar Islam

( 61 ) Diriwayatkan dari Thalhah bin 'Ubaidillah r.a.: Ada seorang laki-laki penduduk Najd berambut kusut datang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya, kami mendengar gumaman suaranya, tetapi tidak mengerti maksud pembicaraannya,  sampai dia mendekat kepada Rasulullah SAW., yang ternyata dia bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah SAW. menjawabnya, "Lima kali shalat dalam sehari semalam." Orang itu bertanya lagi, "Apakah ada kewajiban shalat selain lima shalat tersebut yang harus saya kerjakan?" Beliau menjawab, "Tidak ada, kecuali engkau mau mengerjakan shalat sunnah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan." Orang itu bertanya lagi, "Apakah ada kewajiban berpuasa selain pada bulan Ramadhan yang harus saya kerjakan?" Beliau menjawab, "Tidak ada, kecuali engkau mau mengerjakan puasa sunnah lainnya." lalu Rasulullah SAW. menyebut zakat juga kepada orang itu. Kemudian orang itu bertanya lagi, "Apakah ada kewajiban lain lagi selain zakat yang harus saya keluarkan?" Beliau menjawab, "Tidak ada, kecuali engkau memberi sedekah sunnah lainnya." Thalhah berkata, "Lalu orang itu pergi sambil berkata, 'Demi Allah, saya tidak akan menambahnya dan tidak akan menguranginya dari itu.''' Rasulullah SAW. bersabda, "Beruntunglah dia kalau dia memang benar demikian." Dalam suatu riwayat lain Rasulullah SAW. bersabda, "Demi ayahnya, beruntunglah dia kalau dia memang benar demikian, atau dia akan masuk surga, demi ayahnya, kalau dia memang benar demikian21." (1: 31 - 32 - S.M.)
_________________
(21) Rasulullah SAW. bersumpah dengan menyebut nama ayahnya, sewaktu belum ada hukum larangan untuk bersumpah dengan nama selain Allah.

Friday 17 August 2012

Bab: Balasan atas Amal Baik Orang Mukmin Adalah di Dunia dan di Akhirat, sedangkan Balasan atas Amal Baik Orang Kafir Disegerakan di Dunia

( 60 ) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya, Allah tidak akan menganiaya orang Mukmin; jika dia beramal baik, dia diberi kebaikan di dunia dan dibalas pula dengan kebaikan di akhirat; sedangkan bagi orang kafir, dia diberi makan di dunia kerena amal-amal kebaikannya yang dia kerjakan karena Allah, setelah di akhirat nanti, dia tidak akan mendapatkan pembalasan dari sebuah kebaikan pun yang pernah dikerjakan di dunia." (8: 135 - S.M.)

Bab: Sesungguhnya, Pelindungku Adalah Allah dan Orang-Orang Mukmin yang Baik

( 59 ) Diriwayatkan dari 'Amr bin 'Ash r.a." Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda dengan suara keras bukan dengan suara lirih, "Ketahuilah bahwa keluarga ayahku, yaitu si fulan, bukan pelindungku; sesungguhnya, pelindungku hanyalah Allah dan orang-orang Mukmin yang baik." (1: 136 - S.M.)

Bab: 2 - Apabila Seorang Hamba Sahaya Kabur dari Tuannya, Berarti Dia Kafir

( 58 ) Diriwayatkan dari Jarir r.a., dari Nabi SAW.: Beliau bersabda, "Apabila seorang hamba sahaya kabur dari tuannya, shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT." (1: 59 - S.M.)

Bab: 1 - Apabila Seorang Hamba Sahaya Kabur dari Tuannya, Berarti Dia Kafir

( 57 ) Diriwayatkan dari Sya'bi bahwa dia mendengar Jarir r.a. berkata, "Siapa pun hamba sahaya yang kabur dari tuannya, kafirlah dia hingga dia kembali kepada tuannya." Manshur berkata, "Demi Allah, hadis itu diriwayatkan dari Rasulullah SAW., tetapi saya tidak suka meriwayatkannya di sini, di Bashrah." (1: 59 - S.M.)

Bab: Barang Siapa Berkata, "Hujan Turun kepada Kami karena Bintang", Berarti Dia Kafir

( 56 ) Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhni r.a.: Rasulullah SAW. pernah mengimami kami shalat subuh di Hudaibiyah setelah hujan pada malam hari. Setelah selesai, beliau menghadap jamaah dan bersabda, "Tahukah kamu apa yang telah dikatakan Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Allah berfirman, Di antara hamba-Ku, pagi ini ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Oleh karena itu, orang yang berkata, 'Hujan ini turun kepada kami karena karunia dan rahmat Allah', maka dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang; sedangkan orang yang berkata, 'Hujan turun kepada kami karena bintang ini dan itu maka dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.''' (1: 59 - S.M.)

Bab: Mencemarkan Nasab Orang dan Meratapi Mayat Termasuk Bagian dari Kekufuran

( 55 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Ada dua perkara yang dapat menyebabkan orang menjadi kafir, yaitu mencemarkan nasab orang dan meratapi mayat." (1: 58 - S.M.)

Bab: Tidak Akan Masuk Surga Orang yang di Hatinya Terdapat Sifat Sombong walaupun Sebesar Atom

( 54 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a., dari Nabi SAW.: Beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar atom." Lalu ada seorang laki-laki bertanya20, "Sesungguhnya, seseorang senang pada pakaian bagus dan sandal yang bagus." Lalu beliau menjawab, "Sesungguhnya, Allah adalah indah dan mencintai keindahan; yang dimaksud sombong adalah menolak perkara yang benar dan meremahkan orang lain." (1: 65 - S.M.)
____________
(20) Yang bertanya ini bernama Malik bin Murarah Al-Rahawi menurut riwayat Qadhi 'Iyadh dan Abu 'Umar bin 'Abd Al-Barr. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II. 92.

Bab: 2 - Barang Siapa Meninggal, sedangkan Dia Tidak Menyekutukan Allah dengan Sesuatu Apa pun, Niscaya Dia Masuk Surga

( 53 ) Diriwayatkan dari Abu Al-Aswad Al-Dili r.a.: Abu Dzarr menceritakan hadis kepadanya, "Saya pergi mendatangi Nabi SAW., tetapi saya mendapatkan beliau sedang tidur dengan memakai pakaian putih; kemudian saya pergi mendatangi beliau lagi, dan ternyata beliau masih tidur, kemudian saya mendatangi beliau lagi dan beliau sudah bangun; lalu beliau bersabda, "Setiap hamba Allah yang mengucapkan kalimat, 'La ilaha illallah,' lalu dia meninggal dengan memegang teguh kalimat itu, niscaya dia masuk surga,''' Saya menanyakan, "Walaupun dia berbuat zina dan mencuri?" Beliau menjawab, "Ya, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Saya menanyakan lagi, "Walaupun dia berbuat zina dan mencuri?" Beliau menjawab, "Ya, walaupun dia berbuat zina dan mencuri." Tanya-jawab ini berlangsung hingga tiga kali, lalu pada yang keempat kalinya beliau bersabda, "Meskipun Abu Dzarr tidak suka." Lalu Abu Dzarr r.a. keluar sambil berkata, "Meskipun Abu Dzarr tidak suka." (1: 66 - S.M.)

Bab: 1 - Barang Siapa Meninggal, sedangkan Dia Tidak Menyekutukan Allah dengan Sesuatu Apa pun, Niscaya Dia Masuk Surga

( 52 ) Diriwayatkan dari Jabir bin 'Abdillah r.a.: Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah dua hal yang mengharuskan pelakunya masuk surga atau neraka?" Beliau menjawab, "Barang siapa meninggal, sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, niscaya dia masuk surga; barang siapa meninggal, sedangkan dia menyekutukan Allah, niscaya dia masuk neraka." (1: 65 - 66 - S.M.)

Bab: Dosa Apakah yang Paling Besar?

( 51 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.: Ada seorang laki-laki18 bertanya, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau menjawab, "Engkau menyekutukan Allah, padahal Dia yang menciptakanmu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu dosa apa lagi?" Beliau menjawab, "Membunuh anakmu kerana engkau takut dia akan makan bersamamu (takut kelaparan)," Orang itu bertanya lagi, "Lalu dosa apa lagi?" Beliau menjawab, "Berzina dengan isteri tetanggamu. "Setelah itu, Allah 'Azza wa Jalla menurunkan ayat sebagai penguat hadis ini, Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah, Dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa melakukan yang demikian itu, niscaya dia akan mendapat (pembalasan) dosa (nya)19." (1: 63 - 64 S.M.)
___________
(18) Penanya ini adalah 'Abdullah bin Mas'ud r.a. sendiri. Shahih Al-Bukhari, hadis nombor 1678.
(19) QS Al-Furqan (25): 68.

Bab: Barang Siapa Berkata kepada Saudaranya (Muslim), "Wahai Kafir"

( 50 ) Diriwayatkan dari Abu Dzarr r.a. bahwa dia mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa mengakui ayah kepada orang lain yang bukan ayahnya, sedangkan dia mengetahui, berarti kafirlah dia; barang siapa mengakui sesuatu yang bukan miliknya, dia bukan dari golongan kami, dan hendaklah dia bersiap-siap menempati tempat duduknya di dalam api neraka; barang siapa memanggil kafir kepada orang lain, atau berkata kepadanya, 'Hai musuh Allah', padahal tidak demikian maka ucapannya itu akan kembali kepada dirinya sendiri." (1: 57 - S.M.)

Thursday 16 August 2012

Bab: Barang Siapa membenci Ayahnya, Berarti Dia kafir

( 49 ) Diriwayatkan dari Abu 'Utsman r.a.: Sewaktu Ziyad diakui sebagai anak (Abu Sufyan oleh Mu'awiyah - peny.), saya menemui Abu Bakrah r.a., lalu saya berkata kepadanya, "Apakah yang telah kamu perbuat ini?" Sungguh, saya mendengar Sa;ad bin Abi Waqqash r.a. berkata, "Kedua telinga saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, 'Barang siapa mengakui ayah kepada orang yang bukan ayahnya maka surga diharamkan kepadanya.''' Abu Bakrah r.a. berkata, "Saya mendengarnya (juga) dari Rasulullah SAW." (1: 57 - S.M.)

Bab: Janganlah Kalian Kembali Kafir Sepeninggalku, yaitu Saling membunuh Satu Sama Lain

( 48 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., dari Nabi SAW.: beliau bersabda pada waktu Haji Wada' (Haji Perpisahan), "Hati-hatilah, janganlah kalian kembali kafir sepeninggalku, yaitu saling membunuh satu sama lainnya." (1: 58 - S.M.)

Bab: 2 - Dosa yang Paling besar Adalah Menyekutukan Allah

( 47 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Jauhilah tujuh macam hal yang membinasakan." Beliau ditanya, "Apakah itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari peperangan, dan menuduh berbuat zina terhadap wanita yang baik-baik lagi beriman." (1: 64 - S.M.)

Bab: 1 - Dosa yang Paling besar Adalah Menyekutukan Allah

( 46 ) Diriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Abi Bakrah r.a. dari ayahnya: Kami pernah berkumpul di rumah Nabi SAW., lalu beliau bersabda, "Ketahuilah! Aku akan memberitahukan kepada kalian tiga macam dosa yang paling besar, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, dan memberi kesaksian palsu atau berkata dusta." Waktu itu Rasulullah SAW. sedang bersandar, lalu beliau duduk, serta mengucapkannya berulang-ulang sehingga kami berkata, "Semoga beliau diam." (1: 64 - S.M.)

Bab: Suara Hati dan Iman

( 45 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Beberapa orang sahabat Nabi SAW. datang, lalu bertanya kepada beliau, "Sesungguhnya, kadang-kadang tersirat suara dalam hati kami suatu hal yang berat untuk kami katakan." Beliau bertanya, "Apakah hal demikian sudah terjadi padamu?" Mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Itulah pertanda iman yang sebenarnya." (1: 83 - S.M.)

Bab: Seorang Mukmin Tidak Boleh Tersengat Dua Kali dalam Satu Lubang

( 44 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW.: Beliau bersabda, "Seorang Mukmin tidak boleh tersengat dua kali dalam satu lubang." (8: 227 - S.M.)

Wednesday 15 August 2012

Bab: Bukanlah Orang Beriman, Seseorang yang Sedang Berbuat Zina

( 43 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, 'Bukanlah orang beriman seseorang yang sedang berbuat zina; bukanlah orang beriman seseorang yang sedang mencuri; dan bukanlah orang beriman seseorang yang sedang meminum minuman keras." Abu Hurairah menambahkannya, "Bukanlah orang beriman (sempurna) seseorang yang sedang merampas barang yang dipandang berharga oleh orang banyak." Dalam hadis riwayat Hammam dinyatakan, "Yang dipandang berharga oleh orang-orang Mukmin." Hammam menambahkan, "Dan bukanlah orang Mukmin seseorang di antara kamu yang sedang berbuat khianat (korupsi). Oleh kerana itu, janganlah sekali-kali engkau melakukan hal itu." (1: 54 - 55 - S.M.)

Bab: Kamu Tidak Akan masuk Surga hingga Kamu Beriman

( 42 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga kamu saling mencintai; maukah aku tunjukkan kepadamu, apabila kamu mengerjakannya, kamu akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu." (1: 53 - S.M.)

Bab: Barang Siapa Tidak Beriman, Amal Salehnya Tidak Akan Bermanfaat Baginya

( 41 ) Diriwayatkan dari 'A'isyah r.a.: Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, pada masa jahiliah, Ibn Jud'an suka menyambung silaturahmi dan memberi makan orang miskin; apakah hal itu bermanfaat baginya?" Beliau menjawab, "Tidak bermanfaat baginya kerana sehari pun dia belum pernah mengucapkan, 'Wahai Tuhanku ampunilah dosaku pada Hari Pembalasan (akhirat nanti).''' (1: 136 - S.M.)

Bab: 2 - Iman Adalah pada Orang-Orang Yaman dan Hikmah Ada pada Orang-Orang Yaman

( 40 ) Diriwayatkan dari Jabir bin 'Abdillah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Kekerasan dan kekasaran hati ada di arah timur, sedangkan iman ada di penduduk Hijaz." (1: 53 - S.M.)

Bab: 1 - Iman Adalah pada Orang-Orang Yaman dan Hikmah Ada pada Orang-Orang Yaman

( 39 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Penduduk Yaman telah datang. Mereka adalah orang-orang yang berperangai halus dan berhati lunak; iman ada pada orang-orang Yaman dan hikmah ada pada orang-orang Yaman; ketenangan ada pada penggembala kambing, sedangkan kebanggaan dan kesombongan ada pada orang-orang Badui arah timur." (1: 52 - 53 S.M.)

Bab: Sesungguhnya, Iman Akan Kembali ke Madinah

( 38 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW, bersabda, "Sesungguhnya, iman itu akan kembali ke Madinah, sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya." (1: 90 - 91 - S.M.)

Bab: Mencintai Anshar Adalah Tanda Keimanan dan membenci Mereka Adalah Tanda Kemunafikan

( 37 ) Diriwayatkan dari 'Adi bin Tsabit r.a." Saya mendengar Al-Barra' r.a. dari Nabi SAW. bahwa beliau bersabda tentang golongan Anshar, "Tidak akan mencintai mereka, kecuali orang Mukmin, dan tidak akan membenci mereka, kecuali orang munafik; barang siapa mencintai mereka, Allah akan mencintainya, dan barang siapa membenci mereka, Allah akan membencinya." (1: 60 - S.M.)

Bab: Tidak Akan Mencintai 'Ali, kecuali Orang Mukmin, dan Tidak Akan Membencinya, kecuali orang munafik

( 36 ) Diriwayatkan dari Zurr bin Hubaisy r.a., dari 'Ali bin Abi Thalib r.a.: Demi Zat yang menumbuhkan biji dan menciptakan manusia, Sesungguhnya, jaminan dari Nabi SAW. kepada saya ialah, "Tidak akan mencintai saya, kecuali orang Mukmin, dan tidak akan membenci saya, kecuali orang munafik." (1: 61 - S.M.)

Bab: 2 - Mengubah Kemungkaran dengan Tangan, Lisan, dan Hati Adalah Cabang Iman

( 35 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, 'Setiap nabi yang diutus sebelumku, pasti mempunyai pembela dan sahabat-sahabat yang berpegang teguh pada Sunnahnya dan mengikuti perintahnya; kemudian setelah mereka, tumbuhlah generasi-generasi penerus yang hanya pandai berbicara, tetapi tidak mengerjakannya, dan mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh nabi mereka. Oleh kerana itu, barang siapa berjuang melawan mereka dengan tangannya, dia adalah seorang Mukmin; barang siapa berjuang melawan mereka dengan lisannya, dia adalah seorang Mukmin; barang siapa berjuang melawan mereka dengan hatinya, dia adalah seorang Mukmin; tidak ada lagi keimanan selain itu walaupun hanya sebesar biji sawi," Abu Rafi berkata, "Hadis ini saya ceritakan kepada 'Abdullah bin 'Umar r.a., tetapi dia tidak mau menerimanya. Kemudian ketika 'Abdullah bin Mas'ud r.a. datang melewati lembah Madinah, 'Abdullah bin 'Umar mengajak saya mengunjunginya, lalu saya ceritakan lagi hadis itu kepada 'Abdullah bin 'Umar r.a. seraya pergi bersamanya. Setelah kami duduk bersama 'Abdullah bin Mas'ud r.a., saya bertanya kepadanya tentang hadis itu, lalu 'Abdullah bin Mas'ud r.a. menceritakan hadis itu kepada saya seperti yang telah saya ceritakan kepada 'Abdullah bin 'Umar." (1: 50 - 50 - S.M.)

Tuesday 14 August 2012

Bab: 1 - Mengubah Kemungkaran dengan Tangan, Lisan, dan Hati Adalah Cabang Iman

( 34 ) Diriwayatkan dari Thariq bin Syihab r.a.: Orang yang pertama kali berkhutbah sebelum shalat pada hari raya adalah Marwan, lalu ada seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Shalat hari raya dilaksanakan sebelum khutbah," Jawab Marwan17, "Cara itu sudah ditinggalkan." Lalu Abu Sa'id berkata, "Orang ini, sesungguhnya, telah menunaikan kewajibannya." Saya telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah dia menubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, hendaklah dia mengubahnya dengan lisannya; jika tidak mampu, hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya; dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (1: 50 - S.M.)
__________
(17) Marwan bin Hakam adalah khalifah keempat dari kedaulatan pemerintah Bani Umayyah; dia berkuasa hanya selama 9 bulan. Hadis ini senada dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri.

Bab: Tidak Akan masuk Surga orang yang Tetangganya Tidak merasa Aman dari kejahatannya

( 33 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, 'Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya." (1: 49 - S.M.)

Bab: Berbuat baik kepada Tetangga dan Menghormati Tamu Adalah Sebahagian dari Iman

( 32 ) Diriwayatkan dari Abu Syuraih Al Khuza'i r.a.: Nabi SAW. bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kemudian hendaklah berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kemudian hendaklah menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berkata baik atau diam saja.' (1: 50 - S.M.)

Monday 13 August 2012

Bab: 2 - Sifat Malu Adalah Sebagian dari Iman

( 31 ) Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a.: Kami pernah berkumpul bersama beberapa orang di rumah 'Imran bin Hushain r.a.. Di antara kami ada Busyair bin Ka'ab r.a. Pada hari itu, 'Imran menceritakan hadis kepada kami. Dia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Malu itu adalah baik semuanya," atau beliau bersabda, "Malu itu semuanya baik." Busyair bin Ka'ab berkata, "Sesungguhnya, kami mendapatkan dalam sebagian kitab atau hikmah bahwa dari sifat malu itulah didapatkannya ketenangan dan kemuliaan kerana Allah SWT, dan darinya pula didapatkan kelemahan." 'Imran sangat marah ketika mendengar perkatan Busyair sehingga kedua matanya merah dan berkata, 'Ketahuilah bahwa saya ini menceritakan hadis dari Rasulullah SAW. kepada engkau, lalu engkau menentangnya?" Abu Qatadah berkata, '"Imran mengulanginya lagi, dan Busyair pun mengulangi juga maka marahlah 'Imran. Kemudian kami mengatakan, 'Wahai Abu Nujaid (Imran), dia itu dari kita, dan dia tidak apa-apa.''' (1: 47 - S.M.)

Bab: 1 - Sifat Malu Adalah Sebagian dari Iman

( 30 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Iman itu mempunyai tujuh puluh lebih atau enam puluh cabang lebih, sedangkan yang paling utamanya adalah ucapan, 'La ilaha illallah - tiada tuhan selain Allah,' dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu bahaya (ringan) dari tengah jalan; sedangkan sifat malu adalah sebagian dari iman." (1: 46 - S.M.)

Bab: 2 - Perumpamaan Orang Mukmin Adalah seperti Batang Pohon yang Lentur, sedangan Perumpamaan Orang Munafik dan Kafir Adalah seperti Batang Pohon yang Tampak Kukuh

( 29 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar r.a.: Kami pernah berkumpul di rumah Rasulullah SAW., lalu beliau bersabda, "Katakanlah kepadaku sebuah pohon yang serupa dengan seorang Muslim, yang dedaunannya tidak gugur, bahkan selalu memberikan hasil setiap waktu." Ibn 'Umar r.a. berkata, "Lalu tersiratlah dalam hati saya bahwa pohon yang dimaksud itu adalah pohon kurma, tetapi saya melihat Abu Bakar r.a. dan 'Umar r.a. tidak menjawabnya. oleh kerana itu, saya merasa sungkan untuk menjawabnya, dan saya pun tidak berbicara sedikit pun." Kemudian 'Umar r.a. berkata, "Seandainya tadi kamu menjawabnya, hal itu lebih aku senangi daripada itu dan ini." (*: 138 - S.M.)

Sunday 12 August 2012

Bab: 1 - Perumpamaan Orang Mukmin Adalah seperti Batang Pohon yang Lentur, sedangan Perumpamaan Orang Munafik dan Kafir Adalah seperti Batang Pohon yang Tampak Kukuh

( 28 ) Diriwayatkan dari Ka'ab bin Malik r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Perumpamaan orang Mukmin adalah seperti batang pohon yang lentur tapi kukuh apabila digoyang-goyangkan angin; sekali diterpa angin ia akan rebah dan lalu tegak kembali sampai akhir hayatnya, sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti batang pohon urzah yang tampak kukuh di atas pangkalnya, tidak tergoyangkan oleh angin kecil tetapi akan tercabut hanya dengan sekali terpa angin kencang." Dalam riwayat yang lain, "sekali dibenturnya akan merunduk ke tanah, dan sekali diluruskannya akan tegak kembali sampai ajalnya tiba, sedangkan perumpamaan orang munafik adalah seperti batang pohon urzah yang tampak kukuh, yang tidak goyang jika diterpa angin kecil16." (8: 136 - S.M.)
_________
(16) orang Mukmin selalu diberi cobaan sebagai pembersih dosanya dan pengangkat derajatnya di akhirat; berbeda dengan orang kafir, sedikit sekali cobaabnya kerana cobaan tersebut akan diberikannya di akhirat nanti. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi, 153.

Bab: 2 - Sifat orang munafik

( 27 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga, yaitu  apabila berbicara, dia berdusta; apabila berjanji, dia tidak menepati; apabila dipercaya, dia berkhianat15." (1: 56 - S.M.)
____________
(15) Sifat yang kedua dalam hadis nombor 26 sama maksudnya dengan sifat yang ketiga, dalam hads nombor 27. Jadi, tidak ada perselisihan antara kedua hadis ini tentang banyak bilangan sifat tersebut. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi II, 48.

Bab: 1 - Empat Sifat yang jika Ada pada Diri Seseorang, Dia Menjadi Seorang munafik Tulen

( 26 ) Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar r.a.: Rasulullah SAW, bersabda, "Ada empat macam sifat yang jika ada pada diri seseorang, dia menjadi seorang munafik tulen, dan barang siapa mempunyai salah satu sifat itu, maka melekat padanya sifat munafik hingga dia meninggalkannya, yaitu apabila berbicara, dia berdusta; apabila membuat persetujuan, dia berkhianat; apabila berjanji, dia tidak menepati; apabila bertengkar, dia berbuat jahat." Akan tetapi, dalam hadis Sufyan r.a. disebutkan, "Barang siapa mempunyai satu dari keempat sifat itu, dia merupakan orang yang mempunyai sifat kemunafikan." (1: 56 - S.M.)

Bab: Orang Akan Merasakan nikmatnya Iman jika menerima dengan Tulus, Allah sebagai Tuhannya

( 25 ) Diriwayatkan dari 'Abbas bin 'Abd Al-Muththalib r.a. bahwa dia mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Seseorang akan dapat merasakan nikmatnya iman jika dia menerima dengan tulus, Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai utusan Allah." (1: 46 - S.M.)

Bab: 3 - Tiga Perkara yang jika Terdapat pada Diri Seseorang, Ia Akan Mendapatkan Kemanisan Iman

( 24 ) Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi SAW.: beliau bersabda, "Dami Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah sempurna iman seorang hamba Allah hingga dia mencintai tetangganya," atau beliau bersabda, "saudaranya, sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri." (1: 49 - S.M.)

Bab: 2 - Tiga Perkara yang jika Terdapat pada Diri Seseorang, Ia Akan Mendapatkan Kemanisan Iman

( 23 ) Diriwayatkan dari Anas r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Tidaklah sempurna iman seseorang hingga kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada anaknya, orang tuanya, dan semua orang." (1: 49 - S.M.)

Bab: 1 - Tiga Perkara yang jika Terdapat pada Diri Seseorang, Ia Akan Mendapatkan Kemanisan Iman

( 22 ) Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi SAW.: beliau bersabda, "Tiga perkara yang jika terdapat pada diri seseorang, ia akan mendapatkan kemanisan iman, yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain; mencintai orang lain semata-mata kerana Allah; benci untuk kembali kafir setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka." (1: 48 - S.M.)

Bab: 3 - Mukjizat Nabi SAW. dan Beriman kepadanya

( 21 ) Diriwayatkan dari Shalih bin Shalih Al-Hamdani r.a., dari Sya'bi r.a.: Saya melihat seorang laki-laki dari Khurasan bertanya kepada Sya'bi. Laki-laki itu berkata, "Wahai Abu 'Amr, orang-orang Khurasan berkata bahwa jika seorang laki-laki memerdekakan hamba sahaya perempuannya, lalu mengawininya, adalah seperti orang yang menunggangi untanya." Sya'bi menjawab, "Abu Burdah bin Abi Musa menyempaikan hadis dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW. bersabda, 'Ada tiga golongan yang diberi pahala dua kali lipat, yaitu pertama, seorang laki-laki ahli kitab yang beriman kepada nabinya, kemudian setelah bertemu dengan Nabi SAW. dia beriman kepada beliau, lalu mengikuti beliau dan membenarkannya. Kedua, seorang hamba sahaya yang melaksanakan hak Allah 'Azzawa Jalla  dan hak tuannya. Ketiga, seorang laki-laki yang mempunyai hamba sahaya perempuan, lalu diberi makan dan dididik dengan sebaik-baiknya, setelah itu, dimerdekakannya dan dikawininya.''' Kemudian Sya'bi berkata kepada orang Khurasan tersebut, "Ambillah hadis ini dengan tiada keraguan di dalamnya." Jadi, orang itu pulang dari Madinah hanya membawa bekal sebuah hadis tersebut." (1: 93 - S.M.)

Bab: 2 - Mukjizat Nabi SAW. dan Beriman kepadanya

( 20 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, siapa pun dari umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar berita tentang aku, lalu dia mati sebelum beriman kepada ajaranku maka dia menjadi penghuni negara." (1: 93 - S.M.)

Bab: 1 - Mukjizat Nabi SAW. dan Beriman kepadanya

( 19 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Setiap nabi telah diberi mukjizat yang dengan sebagian darinya manusia menjadi beriman, sedangkan mukjizat yang diberikan kepadaku adalah wahyu (Al-Quran) yang diturunkan kepadaku, dan aku berharap akulah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat nanti." (1: 92 - 93 - S.M.)

Bab: Beriman kepada Allah dan Beristiqamah

( 18 ) Diriwayatkan dari Sufyan bin Abdillah Al-Tsaqafi r.a.: Saya pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepada saya suatu ucapan yang tidak perlu saya tanyakan lagi kepada seorang pun sesudah engkau." Beliau bersabda, "Katakanlah, 'Saya beriman kepada Allah,' kemudian beristiqamahlah kamu." (1: 47 - S.M.)

Saturday 11 August 2012

Bab: 2 - Hal Keimanan dan Memohon Dijauhkan dari Gangguan Setan

( 17 B ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari nabi SAW.: Beliau bersabda, "Orang-orang selalu bertanya kepada kalian tentang ilmu sehingga mereka berkata, 'Ini Allah yang menciptakan kita, lalu siapakah yang menciptakan Allah?''' Abu Hurairah berkata sambil memegang tangan seorang laki-laki, "Mahabenar Allah dan Rasul-Nya, sungguh sebelum ini telah ada seorang yang bertanya kepada saya, dan orang ini adalah yang kedua." (1: 84 - S.M.)

Bab: 1 - Hal Keimanan dan Memohon Dijauhkan dari Gangguan Setan

( 17 A ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW. bersabda, "Manusia senantiasa akan bertanya kepada kalian tentang ilmu hingga mereka berkata, 'Ini Allah (yang menciptakannya), lalu siapakah yang menciptakan Allah?''' Abu Hurairah berkata, "Sewaktu saya berada di dalam masjid, tiba-tiba ada beberapa orang Arab Badui datang kepada saya dan berkata, 'Wahai Abu Hurairah, ini Allah yang menciptakan kita, lalu siapakah yang menciptakan Allah?''' Kemudian Abu Hurairah mengambil segenggam batu dan melemparkannya kepada mereka seraya berkata, "Pergilah, pergilah, benarlah (apa yang dikatakan oleh) kekasih saya (muhammad SAW.)." (1: 84 - 85 - S.M.)

Bab: Amal yang Paling Utama Adalah Beriman kepada Allah SWT.

( 16 ) Diriwayatkan dari Abu Dzarr r.a.: Saya bertanya (kepada Rasulullah SAW.), "Wahai Rasulullah, perbuatan apa saja yang paling utama?" Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya." Lalu saya bertanya lagi, "Memerdekakan budak apakah yang paling utama?" beliau menjawab, "Ialah budak yang paling baik dan paling berharga bagi pemiliknya." Saya menanyakan lagi, "Bagaimana kalau saya tidak bisa berbuat demikian?" Beliau menjawab, "Kamu membantu orang yang tidak mempunyai pekerjaan." Saya bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kalau saya tidak bisa sama sekali?" Beliau menjawab, "Janganlah kamu berbuat jelek kepada orang lain, itulah sedekah darimu atas dirimu sendiri." (1: 62 - S.M.)

Bab: Sekitar Iman

( 15 ) Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a.: Beberapa orang dari suku 'Abd Al-Qais datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya, kami segolongan dari suku Rabi'ah; sedangkan di antara kami terdapat suku kafir Mudhar (yang merintangi kami) sehingga kami tidak bisa mendatangi engkau, kecuali pada bulan-bulan haram. Oleh kerana itu, perintahkanlah kepada kami suatu perintah tegas yang akan kami perintahkan pula kepada orang-orang di belakang kami (di negeri kami), dan dengan perintah itu pula kami akan memasuki surga apabila kami berpegang teguh padanya." Kemudian Rasulullah SAW. bersabda, "Aku perintahkan atasmu empat perkara, dan aku larang pula atasmu empat perkara, yaitu sembahlah Allah, janganlah kamu sekutukan suatu pun dengan-Nya; tegakkanlah shalat; keluarkanlah zakar; berpuasalah pada bulan Ramadhan, dan berikanlah seperlima bahagian dari harta rampasan perang. Aku larang atasmu empat perkara, yaitu dubba' hantam, muzaffat, dan naqir.12" Mereka bertanya, "Wahai Nabi Allah, apakah yang engkau ketahui tentang naqir? Beliau menjawab, "Naqir adalah sebatang pohon yang kamu lubangi (dibuat sebagai bejana minum) lalu kamu simpan kurma-kurma kecil di dalam-nya (dibuat minuman keras)." Sa'id13 berkata, "Atau beliau bersabda, "Simpanlah kurma di dalamnya lalu kamu tuangi air ke dalamnya; setelah berhenti mendidih, kamu meminumnya sehingga salah seorang dari kamu ada yang memenggal leher sepupunya dengan pedang." Di antara rombongan itu ada seorang laki-laki yang terluka betisnya14. Dia berkata, "Saya menyembunyikannya kerana malu kepada Rasulullah SAW." Lalu saya bertanya, "Jika demikian, di dalam bejana apa kami harus minum wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dalam bejana yang terbuat dari kulit yang pada mulutnya sudah dijahit dan diikat. Rasulullah SAW. bersabda, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya, di negeri kami banyak sekali tikus besar sehingga bejana dari kulit tidak dapat bertahan lama." Rasulullah SAW. bersabda, "Walaupun sudah dimakan oleh tikus-tikus besar, walaupun sudah dimakan oleh tikus-tikus besar, walaupun sudah dimakan oleh tikus-tikus besar." Abu Sa'id berkata, "Lalu Nabi Allah SAW. bersabda kepada seorang delegasi 'Abd Al-Qais yang dikepalanya terdapat bekas luka, "Sesungguhnya , ada dua hal padamu yang dicintai Allah, yaitu sabar dan lemah lembut." (1: 36 - 37 - S.M.)
______________
(12)  Dubba', Muzaffat, hantam, dan naqir dapat dilihat pada penjelasan di dalam hadis yang sama (Shahih Muslim, nomor 1).
(13)  Nama lengkapnya Sa'id bin Abi Arubah, dia adalah perawi hadis ini yang menerima dari Qatadah r.a. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi, 189.
(14)  Orang terluka betisnya ini bernama Jahm. Syarh Shahih Muslim, Al-Nawawi 1, 191.

Bab: 6 - Barang Siapa Bertemu Allah SWT. (Meninggal) dengan Membawa Iman yang Teguh, Tiada Keraguan di dalamnya, Pasti Masuk Surga

( 14 ) Diriwayatkan dari Mahmud bin Rabi, dari 'Itban bin Malik r.a.: Saya pernah pergi ke Madinah, lalu saya bertemu 'Itban. Saya berkata kepadanya, "Ada sebuah hadis yang saya dapatkan berkenaan dengan dirimu." 'Itban berkata, "Mata saya telah terkena penyakit (buta kerana sudah tua), kemudian saya menyuruh seseorang menghadap Rasulullah SAW. kerana saya ingin agar beliau mendatangi rumah saya, lalu mengerjakan shalat di dalamnya, dan saya akan menjadikannya sebagai musola." Setelah itu, Nabi SAW. datang bersama beberapa sahabat beliau, lalu beliau memasuki rumah saya dan mengerjakan shalat di dalamnya, sedangkan para sahabat beliau saling bercakap-cakap, lalu menyinggung-nyinggung sikap dan perbuatan orang-orang munafik, lebih-lebih pada Malik bin Dukhsyum. Mereka ingin beliau mendoakannya agar dia binasa, atau ditimpa kesusahan. Setelah Rasulullah SAW. selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda, "Bukankah dia bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah?" Mereka menjawab, "Benar, dia telah mengucapkannya, namum bukan dari hatinya." Beliau bersabda, "Siapa saja yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah, niscaya dia tidak akan masuk neraka atau di makan api neraka." Anas berkata, "Saya kagum terhadap hadis ini, lalu saya berkata kepada anak saya, "Tulislah hadis ini!" Kemudian dia menuliskannya." (1: 45 - 46 S.M.)

Bab: 5 - Barang Siapa Bertemu Allah SWT. (Meninggal) dengan Membawa Iman yang Teguh, Tiada Keraguan di dalamnya, Pasti Masuk Surga

( 13 ) Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a.: Saya pernah dibonceng oleh Nabi SAW. yang hanya dipisahkan oleh ujung pelana unta beliau. Lalu beliau bersabda, "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Saya menjawab, "Saya penuhi panggilanmu wahai Rasulullah, dan semoga kebahagiaan selalu dicurahkan kepadamu." Beliau terus melanjutkan perjalanan sesaat, kemudian bersabda lagi, "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Saya menjawab, "Saya penuhi panggilanmu wahai Rasulullah, dan semoga kebahagian selalu dicurahkan kepada mu." Beliau terus melanjutkan perjalanan sesaat, kemudian beliau bersabda lagi, "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Saya menjawab lagi, "Saya penuhi panggilanmu wahai Rasulullah, dan semoga kebahagian selalu dicurahkan kepadamu." Beliau bersabda, "Tahukah kamu, apakah hak Allah atas hamba-hamba-Nya?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya." Beliau bersabda, "Sesungguhnya, hak Allah atas hamba-hamba-Nya ialah mereka harus menyembah-Nya dan tidak boleh menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." Kemudian beliau melanjutkan perjalanan sesaat dan bersabda, "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Saya menjawab, "Saya penuhi panggilanmu wahai Rasulullah, dan semoga kebahagiaan selalu dicurahkan kepadamu." Beliau bersabda, "Tahukah kamu apakah hak hamba-hamba Allah atas Allah setelah mereka melaksanakan hal itu?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya." Beliau bersabda, "Yaitu Allah tidak akan menyiksa mereka." (1: 43 - S.M.)

Thursday 9 August 2012

Bab: 4 - Barang Siapa Bertemu Allah SWT. (Meninggal) dengan Membawa Iman yang Teguh, Tiada Keraguan di dalamnya, Pasti Masuk Surga

( 12 ) Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Kami pernah duduk mengelilingi Rasulullah SAW. dan saat itu ikut hadir pula Abu Bakar, 'Umar r.a., dan beberapa orang lain. Kemudian Rasulullah SAW. pergi meninggalkan kami; kerana beliau sangat lama meninggalkan kami, dan kami takut ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada beliau, kami pergi mencari beliau, dan saya adalah orang yang pertama kali mengkhawatirkan keselamatan beliau. Oleh kerana itu, saya keluar mencari Rasulullah SAW. sehingga saya sampai di sebuah kebun milik seorang Anshar dari Bani Najjar; lalu saya berputar-putar mengelilinginya mencari pintu, tetapi saya tidak mendapatkannya; tiba-tiba saya melihat sebuah parit yang masuk ke dalam kebun itu dari sebuah sumur di bagian luar kebun tersebut, lalu melompatlah saya seperti seigala dan mendatangi Rasulullah SAW. Kemudian beliau berkata, "Apakah kamu Abu Hurairah?" Saya menjawab, "Benar, wahai Rasulullah." Beliau bertanya, "Ada apa?" Saya menjawab, "Engkau tadi berada di tengah-tengah kami, lalu engkau meninggalkan kami sangat lama sehingga kami takut terjadi sesuatu pada diri engkau, sedangkan kami tidak berada di dekatmu. Kami mengkhawatirkan keselamatanmu (wahai Rasulullah), dan sayalah orang yang pertama kali mengkhawatirkan keselamatanmu itu. Oleh karana itu, saya mendatangi kebun ini, lalu saya melompatinya seperti serigala, dan orang-orang yang lain menyusul di belakang saya." Setelah itu, beliau bersabda, "Wahai Abu Hurairah," Beliau bersabda sambil memberikan sepasang sandalnya kepada saya, "Bawalah sepasang sandalku ini, dan siapa saja yang engkau jumpai di balik kebun ini, sedangkan dia bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dengan yakin sepenuh hati, berilah dia kabar gembira dengan (masuk) surga." Dan orang pertama kali yang saya jumpai adalah 'Umar. Lalu 'Umar bertanya, "Apa yang hendak engkau lakukan dengan sepasang sandal ini wahai Abu Hurairah?" Saya menjawab, "Sepasang sandal ini adalah milik Rasulullah SAW., beliau mengutus dengannya bahwa siapa saja yang saya jumpai, sedangkan dia bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dengan yakin sepenuh hati, maka saya beri dia kabar gembira dengan (masuk) surga." Abu Hurairah berkata, "Kemudian 'Umar memukil saya dengan tangannya ke dada saya sehingga saya jatuh terjengkang." Lalu 'Umar berkata, "Kembalilah engkau (kepada Rasulullah SAW.) wahai Abu Hurairah!' Kemudian saya kembali kepada Rasulullah SAW. sambil menangis. Akan tetapi, ternyata 'Umar membuntuti saya dari belakang. lalu Rasulullah SAW. bertanya, "Apa yang terjadi dengan dirimu wahai Abu Hurairah?" Saya menjawab, "Saya bertemu dengan 'Umar, lalu saya memberitahukan kepadanya hal yang telah engkau utus saya dengannya, namun 'Umar malah memukul saya ke dada saya dengan pukulan yang menyebabkan saya jatuh terjengkang. Kemudian 'Umar berkata, 'Kembalilah.''' Lalu Rasulullah SAW. berkata kepada 'Umar, "Wahai 'Umar, apa yang membuat engkau bertindak demikian?" 'Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, semoga ayah dan ibu saya menjadi tebusanmu, apakah engkau mengutus Abu Hurairah dengan membawa sepasang sandalmu dan bahwa siap saja yang dia temui, sedangkan dia bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dengan yakin sepenuh hatinya , dia memberinya kabar gembira dengan (masuk) surga?' Belau menjawab, "Ya." 'Umar berkata, "Janganlah engkau lakukan itu kerana saya khawatir orang-orang akan bersandar pada ucapan itu saja, tetapi biarkanlah mereka mengerjakan amal-amal kebaikan." Lalu Rasulullah SAW. bersabda, "Biarkanlah mereka mengerjakan amal-amal kebaikan." (1: 44 - 45 - S.M.)